Publik Menilai Kampanye Hitam Paling Melekat dengan Provokasi

Politik

Lite

Nabilah Muhamad 19/12/2023 12:00 WIB

URL telah disalin

Persentase Top of Mind Responden saat Mendengar Frasa Kampanye Hitam (November 2023)

A Font Kecil
A Font Sedang
A Font Besar

Akses single data

Publik Menilai Kampanye Hitam Paling Melekat dengan Provokasi

Ingin mendapatkan akses Data Stories lebih banyak dengan harga lebih ekonomis? Silakan berlangganan.

Dengan berlangganan, Anda ikut membantu kami untuk menyajikan data berkualitas.

Dapatkan:

Akses Data Stories premium
Kenyamanan membaca tanpa iklan
Unduh data dalam format XLS, PDF, dan gambar/image
Akses ke informasi sumber data

Lihat lebih lengkap

Basic

~~Rp100.000~~

Rp50.000/bulan

Professional

~~Rp100.000~~

Rp150.000/bulan

Corporate

~~Rp100.000~~

Rp3.000.000/bulan

Institutional Untuk organisasi

Hubungi Kami

Kami menerima pembayaran berikut:

Beberapa metode pembayaran masih dalam proses aktivasi.

Persentase Top of Mind Responden saat Mendengar Frasa Kampanye Hitam (November 2023)

Nama Data	Nilai
Provokasi	27,9
Kampanye tidak baik	19,4
Menjelekkan kontestan lai	18,5
Didasari kebencian	11,7
Menyebar fitnah	11,1
Politik uang	9
Lainnya	2,4

A Font Kecil
A Font Sedang
A Font Besar

Hasil survei Litbang Kompas menemukan, terdapat 85,9% responden yang menyatakan tidak setuju dengan kampanye hitam.

Rinciannya, sebanyak 54,9% responden mengaku tidak setuju dan 31% sangat tidak setuju.

Lalu responden diminta memilih satu kata yang terlintas dalam benak (top of mind) saat mendengar "kampanye hitam". Alhasil, mayoritas atau 27,9% mengasosiasikannya sebagai kampanye untuk melakukan provokasi.

"Dengan kata lain, publik menilai motif utama dalam kampanye hitam menyasar titik emosional pemilih," tulis Peneliti Litbang Kompas Vincentius Gitiyarko dalam laporannya, Senin (18/12/2023).

Berikutnya 19,4% responden menyebut kampanye hitam melekat dengan praktik kampanye yang tidak baik. Disusul oleh 18,5% yang menghubungkannya dengan cara berkampanye menjelek-jelekkan kontestan lain.

Kemudian kampanye yang didasari kebencian atau permusuhan muncul di benak 11,7% responden saat mendengar frasa kampanye hitam.

Ada pula responden yang menyebut kampanye dengan menyebarkan fitnah (11,1%), politik uang (9%), dan lainnya (2,4%).

Survei ini melibatkan 506 responden dari 34 provinsi di Indonesia, sampel dipilih secara acak dari responden panel Litbang Kompas sesuai proporsi jumlah penduduk di tiap provinsi.

Pengambilan data dilakukan pada 20-23 November 2023 menggunakan metode wawancara telepon. Survei in memiliki toleransi kesalahan (margin of error) sekitar 4,37% dalam kondisi penarikan sampel acak sederhana, dan tingkat kepercayaan 95%.

Editor : Erlina F. Santika

Data Terkait

Pasal yang Marak Digunakan dalam Pelaporan Ekspresi Digital pada 2024

EIU: Skor Indeks Demokrasi Indonesia Turun pada 2024

Korupsi Menggerogoti Banyak Negara Berkembang dan Berkonflik

Mayoritas Anggota BRICS Tergolong Negara Menengah-Atas

Kapan Waktu yang Pas untuk Evaluasi Menteri? Ini Pandangan Warga

Harta Sherly Tjoanda Tembus Rp709 Miliar, Disebut Gubernur Terkaya

Data Stories Terkini

Harga Aluminium Naik Menjadi US$2.689 per Ton per Jumat, 14 Maret 2025 Pasar 17/03/2025, 11:08 WIB

Harga Komoditas Nikel untuk Kontrak 3 Bulan ke Depan Pagi Hari Diperdagangkan US$16.655 /Ton (Jumat, 14 Maret 2025) Pasar 17/03/2025, 10:49 WIB

Prakiraan Cuaca di Buru Selatan 14-26 Mar/25 Demografi 17/03/2025, 10:48 WIB

Harga Kopi Kontrak Tiga Bulan - Us Coffee C Futures Turun Tiga Hari Berurutan Pasar 17/03/2025, 10:41 WIB

Harga Gandum Kontrak Tiga Bulan - Us Wheat Futures Naik Menuju Level 563.13 Bushel (Senin, 17 Maret 2025) Pasar 17/03/2025, 10:32 WIB

Statistik Jumlah Kepala Sekolah dan Guru SD Swasta Laki-Laki Periode 2017-2024 Pertambangan 17/03/2025, 10:29 WIB

Data Populer

Lihat Semua

Publik Menilai Kampanye Hitam Paling Melekat dengan Provokasi

Publik Menilai Kampanye Hitam Paling Melekat dengan Provokasi

Tags

Data Terkait

Pasal yang Marak Digunakan dalam Pelaporan Ekspresi Digital pada 2024

EIU: Skor Indeks Demokrasi Indonesia Turun pada 2024

Korupsi Menggerogoti Banyak Negara Berkembang dan Berkonflik

Mayoritas Anggota BRICS Tergolong Negara Menengah-Atas

Kapan Waktu yang Pas untuk Evaluasi Menteri? Ini Pandangan Warga

Harta Sherly Tjoanda Tembus Rp709 Miliar, Disebut Gubernur Terkaya

Data Stories Terkini

Data Populer

Harga Tembaga Pagi Hari Diperdagangkan US$4,88 /Pon (Minggu, 16 Maret 2025)

Harga Komoditas Nikel untuk Kontrak 3 Bulan ke Depan Pagi Hari Diperdagangkan US$16.655 /Ton (Jumat, 14 Maret 2025)

Harga Gas Alam Dunia Sore Hari Diperdagangkan US$4,09 /Mmbtu (Jumat, 14 Maret 2025)

Harga Gandum Kontrak Tiga Bulan - Us Wheat Futures Naik Menuju Level 563.13 Bushel (Senin, 17 Maret 2025)

Harga Kedelai Amerika Kontrak Dua Bulan - Us Soybeans Futures Naik Menuju Level US$1.016 /Bushel (Jumat, 14 Maret 2025)

Publik Menilai Kampanye Hitam Paling Melekat dengan Provokasi

Publik Menilai Kampanye Hitam Paling Melekat dengan Provokasi

Tags

Data Terkait

Pasal yang Marak Digunakan dalam Pelaporan Ekspresi Digital pada 2024

EIU: Skor Indeks Demokrasi Indonesia Turun pada 2024

Korupsi Menggerogoti Banyak Negara Berkembang dan Berkonflik

Mayoritas Anggota BRICS Tergolong Negara Menengah-Atas

Kapan Waktu yang Pas untuk Evaluasi Menteri? Ini Pandangan Warga

Harta Sherly Tjoanda Tembus Rp709 Miliar, Disebut Gubernur Terkaya

Data Stories Terkini

Topik Trending

Data Populer