Aplikasi pemantau kualitas udara, Nafas, mengatakan bahwa rerata kualitas udara di Bekasi 9% lebih buruk daripada DKI Jakarta sepanjang September 2023.
"Namun, Jatibening justru menjadi satu-satunya wilayah di Bekasi yang memiliki rata-rata kualitas udara cukup baik," kata Nafas di akun Instagram @nafasidn, Sabtu (14/10/2023).
Laporan Nafas menunjukkan bahwa Jatibening, Bekasi menempati posisi ke-15 daerah yang memiliki kualitas udara terbaik di Indonesia sepanjang bulan lalu.
Tercatat, kualitas udara di Jatibening dihitung berdasarkan tingkat polusi particulate matter (PM) 2.5. Laporan Nafas menunjukkan, daerah ini memiliki rata-rata konsentrasi PM2.5 sebanyak 33 mikrogram per meter kubik.
Adapun merujuk indeks kualitas udara Badan Perlindungan Lingkungan Amerika Serikat US EPA, tingkat polusi udara PM 2.5 pada rentang 0-12 mikrogram per meter kubik artinya memiliki kualitas udara baik, sementara rentang 12,1-35,4 mikrogram per meter artinya kualitas udara sedang atau moderat, dan rentang 35,5-55,4 mikrogram per meter kualitas udara tidak sehat bagi kelompok sensitif.
Selanjutnya, kualitas udara tidak sehat berada di rentang 55,5-150,4 mikrogram per meter, lalu kualitas udara sangat tidak sehat berada di rentang 150,5-250,4 mikrogram per meter, dan kualitas udara berbahaya atau beracun memiliki rentang lebih dari 250,4 mikrogram per meter.
Merujuk indeks tersebut, maka kualitas udara di Jatibening tergolong moderat.
Bahkan, menurut Nafas, kualitas udara Jatibening lebih baik dibandingkan sejumlah daerah lainnya seperti Kemang, Jakarta Selatan dan Alam Sutera, Tangerang Selatan (Tangsel). Tercatat, Kemang memiliki rata-rata konsentrasi PM2.5 sebesar 37 mikrogram per meter kubik, sedangkan Alam Sutera dengan 43 mikrogram per meter kubik.
Sementara, posisi teratas daerah dengan kualitas udara terbaik di Indonesia ditempati oleh Sanur, Bali. Tercatat, daerah ini memiliki rata-rata konsentrasi PM2.5 sebesar 18 mikrogram per meter kubik sepanjang September 2023.
Berikut 10 kota dengan tingkat konsentrasi PM 2.5 di udara terendah di Indonesia pada September 2023:
- Sanur, Bali: 18 mikrogram per meter kubik (moderat)
- Belitung, Kabupaten Belitung: 22 mikrogram per meter kubik (moderat)
- Jemur Wonosari, Surabaya: 26 mikrogram per meter kubik (moderat)
- Desa Laguna, Kepulauan Seribu: 27 mikrogram per meter kubik (moderat)
- Papringan, DI Yogyakarta: 28 mikrogram per meter kubik (moderat)
- Ubud, Gianyar: 29 mikrogram per meter kubik (moderat)
- Rawa Barat, Jakarta Selatan: 30 mikrogram per meter kubik (moderat)
- Baratjaya, Surabaya: 31 mikrogram per meter kubik (moderat)
- Bandulan, Malang: 31 mikrogram per meter kubik (moderat)
- Lontar, Surabaya: 32 mikrogram per meter kubik (moderat)
- Ngaliyan, Semarang: 32 mikrogram per meter kubik (moderat)
- Babat, Surabaya: 32 mikrogram per meter kubik (moderat)
- Kebayoran Baru, Jakarta Selatan: 33 mikrogram per meter kubik (moderat)
- Kedungdoro, Surabaya: 33 mikrogram per meter kubik (moderat)
- Jatibening, Bekasi: 33 mikrogram per meter kubik (moderat)
(Baca: Daftar 10 Daerah dengan Polusi Udara Terburuk per September 2023, Sindang Jaya Terparah)