Data Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan, Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) memperoleh 13,57 juta suara pada Pemilu 2019. Dari jumlah tersebut, terdapat beberapa daerah dengan pemilih PKB terbanyak.
Databoks menghimpun 10 daerah sebagai lumbung suara untuk PKB pada pemilu terakhir itu. Terbanyak adalah Jawa Timur, dengan perolehan 4,19 juta suara. Daerah ini memang konsisten sebagai penyumbang suara untuk partai yang didirikan oleh Abdurrahman Wahid alias Gus Dur tersebut.
(Baca juga: Riwayat Suara PKB di Jatim dan Nasional Sejak Pemilu 1999, Bisa Kerek Anies?)
Di bawah Jawa Timur ada Jawa Tengah, dengan perolehan sebanyak 2,72 juta suara pada Pemilu 2019. Lumbung suara terbesar selanjutnya adalah Jawa Barat, dengan perolehan 1,89 juta suara.
Dengan jarak yang cukup jauh di urutan keempat, ada Banten, yang memberikan 447 ribu suara untuk PKB. Selanjutnya ada Lampung dan Papua, dengan perolehan masing-masing 433 ribu dan 399 ribu suara.
Sumatra Selatan juga menjadi lumbung suara untuk PKB, dengan perolehan 317 ribu suara. Lalu dikejar DKI Jakarta dengan perolehan 304 ribu suara. Sisanya, perolehan suara di bawah 270 ribu seperti terlihat pada grafik.
Sebelumnya, Ketua Umum PKB, Muhaimin Iskadar alias Cak Imin telah digandeng untuk menjadi bakal calon wakil presiden (bacawapres) oleh bacapres Anies Baswedan. Pengamat menilai, pinangan ini bisa mengerek suara Anies di Jawa Timur dan warga Nahdlatul Ulama yang sejarahnya sempat menjadi basis paling besar untuk PKB.
"Cak Imin punya modal sosial dan hubungan emosional dengan warga Jatim. Serta dukungan PKB yang terkuat di Jatim jika dibanding dengan provinsi lain," kata pakar komunikasi dan politik Universitas Airlangga (Unair), Suko Widodo di Surabaya, Jumat (1/9/2023), seperti dikutip dari Republika.
Meski PKB begitu kuat di Jatim, pilihan ini masih perlu hati-hati sebab menurut pengamat politik Unair lainnya, Airlangga Pribadi Kusman, Cak Imin belum menjadi daya tarik konstituen terutama warga Nahdliyin di daerah tersebut.
"Kemampuan mendongkrak ditentukan penyesuaian internal dalam pasangan tersebut. Pendukung harus menyesuaikan, ketika kekuatan utama dari cawapres partai dan karakter politik dan pendukungnya tidak kontradiktif dengan Jokowi. Kemampuan itu yang menentukan," katanya.
(Baca juga: Bukan Cak Imin, Ini Cawapres yang Dinilai Paling Pantas Dampingi Anies Baswedan Menurut Warga)