Jadi Sumber Protein Paling Diminati, Bagaimana Tren Konsumsi Telur Ayam di Indonesia dalam 10 Tahun Terakhir?

Telur ayam merupakan salah satu sumber protein yang kerap dikonsumsi masyarakat dunia, termasuk Indonesia.

Bahan pangan ini memiliki segudang manfaat bagi kesehatan tubuh serta banyak diminati karena harganya relatif lebih murah dan penyimpanannnya lebih mudah dibandingkan daging sapi, ikan, bahkan ayam sendiri.

Baik telur ayam ras/kampung, keduanya sama-sama banyak dikonsumsi di Indonesia. Lantas, bagaimana tren konsumsi komoditas ini di Tanah Air dalam 10 tahun terakhir?

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), rata-rata konsumsi telur ayam ras/kampung di Indonesia pada 2022 sebesar 2,336 kilogram (kg) per kapita per minggu. Menurut catatan BPS, satu butir telur ayam kampung dalam data tersebut diperkirakan beratnya sebesar 0,05 kg.

Angka itu naik 2,45% dibanding tahun sebelumnya (year-on-year/yoy) yang sebesar 2,28 kg per kapita per minggu.

Rata-rata konsumsi telur ayam ras/kampung pada 2022 pun mencapai rekor tertinggi dalam 10 tahun terakhir. Secara tren, konsumsi komoditas ini naik dalam tiga tahun secara berturut-turut semenjak awal pandemi alias pada 2020 seperti terlihat pada grafik.

Di sisi lain, rata-rata konsumsi telur ayam ras/kampung di Tanah Air sempat mencapai angka terendah dalam satu dekade terakhir yaitu pada 2013 yaitu hanya 0,169 kg per kapita per minggu.

Adapun rata-rata konsumsi telur ayam ras/kampung nasional paling banyak dibandingkan konsumsi ikan dan udang segar, daging ayam ras/kampung, dan daging sapi/kerbau.

Tercatat, rata-rata konsumsi daging sapi/kerbau secara nasional mencapai 0,01 kg per kapita per minggu pada 2022. Sementara, rata-rata konsumsi daging ayam 0,153 kg per kapita per minggu, sedangkan rata-rata konsumsi ikan dan udang segar 0,367 kg per kapita per minggu.

(Baca: Ini Provinsi Penghasil Telur Ayam Terbesar di Indonesia pada 2022)