10 Kabupaten/Kota dengan Penggunaan Rawat Inap Tertinggi Nasional (Kamis, 09 Maret 2023)

Layanan konsumen & Kesehatan
1
Agus Dwi Darmawan 12/03/2023 01:24 WIB
Kabupaten/Kota Terpilih dengan Penggunaan Rawat Inap Tertinggi
databoks logo
  • A Font Kecil
  • A Font Sedang
  • A Font Besar

Kementerian Kesehatan (Kemenkes) mencatat, terdapat 25 kabupaten/kota dengan penggunaan rawat inap rumah sakit mingguan di atas rata-rata nasional yang saat ini tercatat 0,46 pasien per 100 ribu penduduk/minggu data per Kamis, 09 Maret 2023.

(Baca: 10 Kabupaten/Kota dengan BOR Rumah Sakit Covid-19 Tertinggi Nasional (Kamis, 09 Maret 2023))

Penggunaan rawat inap lima kabupaten/kota teratas dengan angka lebih dari 1,37 pasien per 100 ribu penduduk/minggu, yaitu Tana Tidung, kota Cimahi, Bangka Selatan, kota Jakarta Pusat dan Bangka Barat dengan masing-masing nilai 3,1 pasien per 100 ribu penduduk/minggu, 1,96 pasien per 100 ribu penduduk/minggu, 1,86 pasien per 100 ribu penduduk/minggu, 1,64 pasien per 100 ribu penduduk/minggu dan 1,37 pasien per 100 ribu penduduk/minggu.

Rekapitulasi data Covid nasional dari Kementerian Kesehatan memperlihatkan, penggunaan rawat inap sebagian besar kabupaten/kota di luar pulau Jawa terjadi peningkatan. Kondisi penggunaan rawat inap harian dengan angka lebih tinggi dari sebelumnya tercatat di tiga kabupaten/kota dan dua kabupaten/kota mencatatkan penggunaan rawat inap lebih rendah.

(Baca: 68,58 Juta Penduduk Indonesia Telah Mendapatkan Vaksin Booster)

Wilayah di luar Jawa dengan nilai penggunaan rawat inap tertinggi beberapa di antaranya adalah Tana Tidung, Bangka Selatan dan Bangka Barat dengan masing-masing penggunaan rawat inap yakni 3,1 pasien per 100 ribu penduduk/minggu, 1,86 pasien per 100 ribu penduduk/minggu dan 1,37 pasien per 100 ribu penduduk/minggu.

Meski penularan Covid-19 di sebagian wilayah telah turun, pemerintah mengimbau agar semua orang ikut mengurangi transmisi Covid-19 dengan selalu memakai masker, menjaga jarak, serta sering mencuci tangan menggunakan sabun dan air mengalir. Tak berkerumun dan mengurangi mobilitas turut berkontribusi menekan laju penularan virus corona.

Data Populer
Lihat Semua