Ekonomi Membaik, BI Tahan Kenaikan Suku Bunga Acuan pada Februari 2023

Ekonomi & Makro
1
Cindy Mutia Annur 17/02/2023 15:52 WIB
Pergerakan Suku Bunga Acuan BI (Januari 2018–Februari 2023)
databoks logo
  • A Font Kecil
  • A Font Sedang
  • A Font Besar

Bank Indonesia (BI) memutuskan untuk mempertahankan suku bunga acuan sebesar 5,75% pada Februari 2023 setelah enam bulan terakhir berturut-turut naik total 225 basis points (bps).

Kondisi ekonomi global dan domestik yang diprediksi lebih kondusif, membuat BI optimistis tingkat suku bunga saat ini masih memadai untuk mengendalikan tekanan inflasi ke depan.

"Rapat Dewan Gubernur Bank Indonesia pada 15-16 Februari 2023 memutuskan untuk mempertahankan BI 7-Day Reverse Repo Rate (BI7DRR) sebesar 5,75%," ujar Gubernur BI Perry Warjiyo dikutip dari Katadata.co.id, Kamis (16/2/2023).

Suku bunga fasilitas simpanan alias deposit facility juga diputuskan tetap 5%. Begitu pula dengan bunga pinjaman atau lending facility yang tetap sebesar 6,5%.

Menurut Perry, penyetopan kenaikan suku bunga ini konsisten dengan stance kebijakan moneter BI yakni pre-emptive dan forward looking dalam menjaga keberlanjutan penurunan ekspketasi inflasi. 

"BI meyakinkanan BI7DRR sebesar 5,75% memadai untuk memastikan inflasi inti tetapi berada dalam kisaran 3% plus dan minus 1% pada semester I-2023 dan IHK kembali ke sasaran 3% plus minus 1% pada semester II-2023," ujar Perry.

Perry juga memastikan kebijakan stabilitas nilai tukar rupiah untuk mengendalikan imported inflation akan terus diperkuat dengan pengelolaan devisa ekspor melalui implementasi operasi moneter valas Devisa Hasil Ekspor (DHE) sesuai mekanisme pasar. 

Selain itu, menurut Perry, BI juga akan terus memperkuat response bauran kebijakan untuk menjaga stabilitas dan mendorong pertumbuhan ekonomi melalui sejumlah kebijakan, di antaranya:

  1. Memperkuat operasi moneter untuk meningkatkan efektivitas transmisi kebijakan moneter;
  2. Memperkuat stabilisasi nilai tukar Rupiah sebagai bagian dari upaya pengendalian inflasi, terutama imported inflation, melalui intervensi di pasar valas dengan transaksi spot, Domestic Non Deliverable Forward (DNDF), serta pembelian/penjualan Surat Berharga Negara (SBN) di pasar sekunder;
  3. Melanjutkan twist operation melalui penjualan SBN di pasar sekunder untuk tenor pendek guna meningkatkan daya tarik imbal hasil SBN khususnya bagi masuknya investor portofolio asing dalam rangka memperkuat stabilisasi nilai tukar rupiah;
  4. Memperkuat pengelolaan devisa hasil ekspor;
  5. Melanjutkan kebijakan transparansi suku bunga dasar kredit (SBDK);
  6. Memperkuat kebijakan digitalisasi sistem pembayaran;
  7. Memperkuat kerja sama internasional dengan memperluas kerja sama dengan bank sentral dan otoritas negara mitra lainnya.

 (Baca: Suku Bunga Acuan BI Tertinggi ke-4 di ASEAN pada Januari 2023)

Editor : Padjar Iswara
Data Populer
Lihat Semua