Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan, neraca perdagangan Indonesia mengalami surplus sebesar US$2,89 miliar pada Mei 2022.
Nilai surplus tersebut turun secara bulanan sebesar 61,77% (month-on-month/mom) dibanding surplus April 2022 yang berjumlah US$7,56 miliar.
Meski demikian, jika dilihat secara tahunan, nilai surplus Mei 2022 naik 7,43% (year-on-year/yoy) dibanding posisi Mei 2021 seperti terlihat pada grafik.
Menurut catatan BPS, nilai surplus pada Mei 2022 turun secara bulanan karena penurunan ekspor lebih besar dibandingkan penurunan impor.
Nilai ekspor Mei 2022 tercatat sebesar US$21,51 miliar atau turun 21,29% (mom) dari bulan sebelumnya. Penurunan ini tertekan nilai ekspor nonmigas yang anjlok 22,71% (mom) ke US$20,01 miliar. Sedangkan nilai ekspor migas tercatat naik 4,38% (mom) menjadi US$1,43 miliar.
Sementara itu, nilai impor hanya turun sebesar 5,81% (mom) menjadi US$18,61 miliar. Rinciannya, nilai impor nonmigas turun 4,31% (mom) ke US$15,25 miliar, dan nilai impor migas turun 12,07% (mom) menjadi US$3,35 miliar.
Jika dilihat berdasarkan sektornya, neraca perdagangan nonmigas mengalami surplus sebesar US$4,75 miliar pada Mei 2022. Surplus ini turun 52,21% (mom) dibanding April 2022 yang besarnya US$9,94 miliar.
Kendati begitu, surplus nonmigas naik secara tahunan sebesar 25,32% (yoy) dibanding Mei 2021 yang nilainya US$3,79 miliar.
Sementara itu, neraca perdagangan migas masih mengalami defisit sebesar US$1,85 miliar pada Mei 2022. Defisit ini turun 22,26% (mom) dibanding April 2022 yang besarnya US$2,38 miliar.
Namun, defisit migas naik secara tahunan sebesar 69,72% (yoy) dibanding Mei 2021 yang nilainya US$1,09 miliar.
(Baca Juga: Nilai Ekspor dan Impor RI Turun secara Bulanan pada Mei 2022)