Potensi gagal bayar utang senilai lebih dari US$ 300 miliar pemilik perusahaan properti asal Tiongkok, Evergrande Group memengaruhi bursa saham. Tren saham Evergrande terpantau cenderung menurun.
Mengutip Reuters, pihak Evergrande Group akan mengadakan pertemuan internal pada 22 September 2021 malam. Ini untuk mendesak para eksekutif perusahaan untuk memastikan kualitas properti dan penebusan produk manajemen kekayaan.
Kemudian, saham Evergrande ditutup menguat ke level 2,67 dollar Hongkong pada 23 September 2021 dari perdagangan hari sebelumnya yang sebesar 2,27 dolar Hongkong. Namun pada perdagangan hari ini, 24 September 2021, saham Evergrande ditutup melemah kembali ke level 2,6 dolar Hongkong.
(Baca: IHSG Ditutup Menguat ke Level 6.108,3 (Rabu, 22 September 2021))
Penurunan saham Evergrande juga berdampak terhadap pergerakan pasar saham tanah air. Jika Evergrande gagal bayar, maka investor asing akan menyesuaikan kembali portofolio kepemilikan saham di bursa efek Indonesia.
Kendati demikian, diperkirakan dampaknya tidak separah kasus gagal bayar Subprime Mortgage Lehman Brothers. Pasalnya, pemerintah Tiongkok akan turun tangan memberikan jaminan.