Kereta Api, Moda Transportasi dengan Korban Kecelakaan Terendah

Transportasi & Logistik

Lite

Yosepha Pusparisa 12/01/2021 17:20 WIB

URL telah disalin

Memuat...

Kecelakaan LLAJ paling banyak memakan korban hingga 959 jiwa, baik meninggal maupun luka-luka. Kereta api mendapati korban kecelakaan terendah, yakni 19 korban pada 2016 hingga medio 2020.

Jumlah Korban Kecelakaan yang Diinvestigasi KNKT (2016-Juni 2020)

A Font Kecil
A Font Sedang
A Font Besar

Akses single data

Kereta Api, Moda Transportasi dengan Korban Kecelakaan Terendah

Ingin mendapatkan akses Data Stories lebih banyak dengan harga lebih ekonomis? Silakan berlangganan.

Dengan berlangganan, Anda ikut membantu kami untuk menyajikan data berkualitas.

Dapatkan:

Akses Data Stories premium
Kenyamanan membaca tanpa iklan
Unduh data dalam format XLS, PDF, dan gambar/image
Akses ke informasi sumber data

Lihat lebih lengkap

Basic

~~Rp100.000~~

Rp50.000/bulan

Professional

~~Rp100.000~~

Rp150.000/bulan

Institutional Untuk organisasi

Hubungi Kami

Kami menerima pembayaran berikut:

Beberapa metode pembayaran masih dalam proses aktivasi.

Jumlah Korban Kecelakaan yang Diinvestigasi KNKT (2016-Juni 2020)

Unduh

Sumber

A Font Kecil
A Font Sedang
A Font Besar

Dalam laporan Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT), kecelakaan lalu lintas angkutan jalan (LLAJ) paling banyak memakan korban jiwa. Sepanjang 2016 hingga Maret 2020, korban LLAJ mencapai 959 jiwa. Kecelakaan itu merenggut 350 jiwa, sementara sisanya mengalami luka-luka.

Tabrakan mendominasi jenis kecelakaan LLAJ. Selain itu, angkutan jalan yang terguling dan terbakar juga menambah daftar panjang kecelakaan moda transportasi tersebut.

Sementara itu, moda transportasi kereta api mendapati korban kecelakaan terendah. Hanya terdapat 17 orang luka-luka dan dua lainnya meninggal dunia pada 2016 hingga Juni 2020. Data ini berbeda signifikan dengan kecelakaan moda transportasi lain yang memakan hingga ratusan korban.

(Baca: Investigasi KNKT Temukan Faktor Manusia Jadi Penyebab Kecelakaan Penerbangan)

Editor : Muhammad Ahsan Ridhoi