Pertamina: Pemanfaatan Energi Terbarukan Bakal Geser Batu Bara pada 2035

Kelautan

Lite

Yosepha Pusparisa 14/12/2020 14:48 WIB

URL telah disalin

Memuat...

Menurut Pertamina, batu bara masih akan menjadi sumber energi utama di Indonesia. Porsinya mencapai 38% dari total energi. Namun posisinya akan tergeser oleh energi terbarukan pada 2035.

A Font Kecil
A Font Sedang
A Font Besar

Akses single data

Pertamina: Pemanfaatan Energi Terbarukan Bakal Geser Batu Bara pada 2035

Ingin mendapatkan akses Data Stories lebih banyak dengan harga lebih ekonomis? Silakan berlangganan.

Dengan berlangganan, Anda ikut membantu kami untuk menyajikan data berkualitas.

Dapatkan:

Akses Data Stories premium
Kenyamanan membaca tanpa iklan
Unduh data dalam format XLS, PDF, dan gambar/image
Akses ke informasi sumber data

Lihat lebih lengkap

Basic

~~Rp100.000~~

Rp50.000/bulan

Professional

~~Rp100.000~~

Rp150.000/bulan

Institutional Untuk organisasi

Hubungi Kami

Kami menerima pembayaran berikut:

Beberapa metode pembayaran masih dalam proses aktivasi.

Kebutuhan Energi di Indonesia

Unduh

Sumber

A Font Kecil
A Font Sedang
A Font Besar

Dalam laporan Pertamina, batu bara masih menjadi sumber energi utama di Indonesia pada 2019. Porsinya mencapai 38% dari total energi. Minyak menyusul dengan kebutuhan hingga 33%. Sementara itu, gas dan energi terbarukan masih belum banyak dibutuhkan. Sebab proprosinya hanya 20% dan 9%.

Gas termasuk dalam energi transisi yang bakal digunakan di masa mendatang. Namun jenis energi tersebut masih minim digunakan, khususnya untuk transportasi setidaknya hingga 2050 mendatang. Sebab industri transportasi mengarah pada elektrifikasi.

Skenario 2050 Green Transition merupakan kondisi beragam kebijakan guna mendukung energi baru dan terbarukan (EBT) telah diterapkan. Pertamina memprediksi kebutuhan EBT akan mencapai 47% pada 2035, jika berpedoman pada skenario 2050 Green Transition. EBT akan mendominasi, diikuti gas.

(Baca: Bagaimana Tren Impor Minyak Bumi, BBM, dan LPG dalam Tiga Tahun Terakhir?)

Editor : Muhammad Ahsan Ridhoi