Hasil survei Badan Pusat Statistik (BPS) menyatakan penerapan protokol kesehatan di angkot dan mikrolet menjadi yang paling rendah dibandingkan transportasi umum lainnya. Tercatat, hanya 43% angkot atau mikrolet yang memungkinkan penumpang jaga jarak dalam perjalanan.
Sebanyak 59.62% pengemudi angkot dan mikrolet tidak menggunakan masker. Sementara itu, 96,64% penumpang angkot dan mikrolet memakai masker. Hanya saja, persentasenya masih lebih rendah dibandingkan penumpang yang ada di bis dan kereta.
Khusus penggunaan pembatas antara penumpang dengan pengemudi, baru 40% ojek yang menggunakannya. Sedangkan, 55,85% taksi sudah menerapkan pembatas antara penumpang dan pengemudi.
BPS melakukan survei perilaku masyarakat di masa pandemi COVID-19 dengan menggunakan rancangan “Non-Probability Sampling”. Metodologi survei ini merupakan kombinasi dari “convenience, voluntary dan snowball sampling” untuk mendapatkan respons partisipasi sebanyak-banyaknya. Survei dilakukan selama sepekan pada 7-14 September 2020 terhadap 90.967 responden.