
Nama Data | jan-okt 2017 | jan-okt 2018 |
---|---|---|
Batu Bara | 14,54 Miliar | 17,19 Miliar |
Minyak Kelapa Sawit | 16,82 Miliar | 15,04 Miliar |
Pakaian Jadi | 5,58 Miliar | 6,1 Miliar |
Besi/Baja | 2,81 Miliar | 5,26 Miliar |
Kimia Dasar Organik | 3,62 Miliar | 4,4 Miliar |
Peralatan Listrik | 4,19 Miliar | 4,29 Miliar |
Bijih Tembaga | 2,47 Miliar | 3,68 Miliar |
Karet Remah | 4,3 Miliar | 3,32 Miliar |
Logam Dasar Mulia | 2,3 Miliar | 3,09 Miliar |
Kendaraan Bermotor Roda 4 | 2,96 Miliar | 3,07 Miliar |
- A Font Kecil
- A Font Sedang
- A Font Besar
Batu bara masih menjadi andalan ekspor nonmigas Indonesia. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik nilai ekspor fosil arang tersebut periode Januari-Oktober 2018 mencapai US$ 17,19 miliar (setara Rp 241 triliun) tumbuh 18,19% dari periode yang sama tahun sebelumnya. Nilai ekspor batu bara tersebut berkontribusi sebesar 12,57% dari total ekspor nonmigas nasional.
Sementara ekspor minyak sawit dalam 10 bulan pertama tahun lalu mencapai US$ 15,04 miliar dengan kontribusi 11% dari total ekspor nonmigas berada di urutan kedua. Namun, dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya nilai tersebut turun 10,61% akibat jatuhnya harga minyak sawit di pasar internasional. Tidak hanya sawit, ekspor karet remah (crumb rubber) juga turun 22,7% menjadi US$ 3,32 miliar dari sebelumnya.
Adapun ekspor nonmigas terbesar ketiga Indonesia adalah pakaian jadi (konveksi dari tekstil) dimana periode Januari-Oktober mencapai US$ 6,1 miliar tumbuh 9,41% dibanding periode yang sama tahun sebelumnya. Secara keseluruhan, nilai ekspor 10 komoditas utama Indonesia tumbuh 9,81% menjadi US$ 65,44 miliar dari sebelumnya.