Pengakuan Yerusalem sebagai ibu kota Israel akan memperburuk konflik Palestina-Israel yang selama ini terjadi. Dalam pidatonya di Gedung Putih, Presiden Amerika Serikat Donald Trump mengakui secara resmi bahwa Yerusalem sebagai ibu kota Israel dan akan memindahkan kantor kedutaannya dari Tel Aviv ke Yerusalem.
Indonesia memang tidak memiliki hubungan diplomatik dengan Israel, tapi memiliki hubungan perdagangan. Data Kementerian Perdagangan bahwa perdagangan Indonesia dengan Israel periode Januari-September mencapai US$ 192,97 juta atau setara Rp 2,6 triliun. Angka ini naik 30 persen dibanding periode yang sama tahun sebelumnya senilai US$ 148,4 juta. Nilai ekspor Indonesia ke Israel mencapai US$ 92,14 juta sementara impor Indonesia dari Israel sebesar US$ 100,8 juta. Alhasil, negara perdagangan Indonesia mengalami defisit US$ 8,67 juta.
Dalam situs Sekretariat Kabinet, Menteri Luar Negeri Indonesia Retno Marsudi mengatakan pengakuan Yerusalem sebagai ibu kota Israel itu akan sangat membahayakan proses perdamaian dan akan membahayakan perdamaian itu sendiri serta akan memancing instabilitas bukan hanya di Timur Tengah tetapi di wilayah-wilayah lain.