PT Aneka Tambang Tbk (Antam) pada semester pertama 2017 mengalami kerugian Rp 496,12 miliar dibanding semester yang sama tahun sebelumnya mencatat laba Rp 11,03 miliar. Turunnya penjualan pada paruh pertama tahun ini sebesar 27,7 persen menjadi Rp 3,01 triliun dari sebelumnya Rp 4,16 triliun menjadi salah satu penyebabnya.
Selain itu, meningkatnya bagian kerugian entitas asosiasi dan ventura bersama menjadi Rp 162,28 miliar, serta naiknya beban keuangan menjadi Rp 304,17 miliar juga turut memicu tingginya kerugian perusahaan tambang milik pemerintah tersebut.
Kerugian yang dialami Antam kali ini bukan yang pertama kalinya. Pada 2014, BUMN Pertambangan tersebut juga pernah mengalami kerugian Rp 743,53 miliar dan bahkan pada 2015 mencatat kerugian sebesar Rp 1,44 triliun. Dengan kerugian yang cukup besar membuat Antam tidak membagikan dividen dalam tiga tahun secara beruntun kepada para pemegang sahamnya.