Nilai Transaksi Layanan Transportasi di Asia Tenggara Meningkat pada 2025

Laporan riset terbaru Google, Temasek, dan Bain & Company menunjukkan, pasar transportasi di Asia Tenggara terus meningkat dalam beberapa tahun terakhir. 

"Nilai transaksi bruto atau gross merchandise value (GMV) dan pendapatan transportasi terus bertumbuh seiring para pemain memperluas layanan," tulis mereka dalam laporan e-Conomy SEA 2025. 

Pada 2025, GMV di sektor ini diproyeksikan mencapai  US$11,1 miliar. Nilainya tumbuh 16% dibanding tahun sebelumnya.

Angka tersebut merupakan GMV dari 6 negara pasar utama Asia Tenggara, yakni Indonesia, Malaysia, Filipina, Singapura, Thailand, dan Vietnam.

Berikut akumulasi GMV dari layanan transportasi di 6 negara tersebut selama periode 2023-2025:

• 2023: US$7,6 miliar
• 2024: US$9,6 miliar
• 2025: US$11,1 miliar.

Laporan tersebut menyebutkan bahwa pertumbuhan sektor transportasi di Asia Tenggara didorong oleh berbagai strategi yang mampu meningkatkan pendapatan. Contohnya, paket langganan yang mendorong frekuensi penggunaan, serta iklan dalam aplikasi yang menjadi sumber pendapatan tambahan.

"Bersamaan dengan strategi ini, pengurangan insentif konsumen juga secara langsung mendorong profitabilitas," kata Google. 

Selain itu, sektor publik dan swasta turut mempercepat adopsi kendaraan listrik (EV), didukung oleh insentif pemerintah dan meningkatnya permintaan dari platform transportasi. Di Indonesia, dorongan tersebut terlihat melalui pemberian insentif untuk kendaraan roda dua listrik dan upaya memperkuat produksi EV lokal.

(Baca: Indonesia Termasuk Pengguna Layanan Transportasi Online Terbesar Dunia Kuartal II 2025)