Ini Produsen Mobil Terbesar di Indonesia pada Semester I 2025

Transportasi & Logistik

Premium

Nabilah Muhamad 14/07/2025 14:36 WIB

URL telah disalin

Memuat...

Menurut data Gaikindo, produksi mobil di Indonesia mencapai 552.509 unit pada semester I 2025. Toyota mendominasi dengan memproduksi 245.183 unit mobil.

Volume Produksi Mobil di Indonesia Berdasarkan Merek (Semester I 2025)

A Font Kecil
A Font Sedang
A Font Besar

Anda mengakses konten Single Data Premium.
Untuk meneruskan, silakan berlangganan, atau beli secara satuan.

Professional

Nikmati akses premium dengan harga yang lebih terjangkau.

Mulai dari

~~Rp300.000~~ 150.000/bulan

Akses lebih banyak konten premium dan fitur eksklusif khusus pelanggan.

Mulai dari

50.000/bulan

Hanya Rp833 per artikel

Lebih detail »

Beli Satuan

Langsung baca artikel “Ini Produsen Mobil Terbesar di Indonesia pada Semester I 2025”.

Rp10.000

Kami menerima pembayaran berikut:

Beberapa metode pembayaran masih dalam proses aktivasi.

Volume Produksi Mobil di Indonesia Berdasarkan Merek (Semester I 2025)

Unduh

Sumber

A Font Kecil
A Font Sedang
A Font Besar

Berdasarkan data Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo), produksi mobil di Indonesia mencapai 552.509 unit pada semester I 2025.

Volumenya turun 1,67% dari periode sama tahun sebelumnya (cumulative-to-cumulative/ctc) yang memproduksi sebanyak 561.946 juta unit.

Pada pertengahan tahun ini, Toyota menjadi produsen mobil terbesar di Tanah Air dengan volume mencapai 245.183 unit atau menyumbang 44,4% dari total produksi nasional.

Masih dari produsen Jepang, peringkat berikutnya diisi oleh Mitsubishi Motors yang memproduksi 77.925 unit dan Daihatsu dengan 64.329 unit.

Berikut daftar 10 produsen mobil dengan produksi terbesar di Indonesia pada semester I 2025:

Toyota: 245.183 unit
Mitsubishi Motors: 77.925 unit
Daihatsu: 64.329 unit
Suzuki: 36.178 unit
Hyundai : 35.885 unit
Honda: 29.865 unit
Isuzu: 15.918 unit
Mitsubishi Fuso: 11.473 unit
Chery: 11.355 unit
Wuling: 9.946 unit

Di sisi lain Pengamat otomotif dari Institut Teknologi Bandung (ITB) Yannes Martinus Pasarib menjelaskan, industri otomotif dalam negeri tengah menghadapi tekanan yang kompleks.

Tidak hanya penjualan mobil yang melandai akibat daya beli masyarkat yang rendah, tetapi agen pemegang merek (APM) juga mulai memangkas produksi kendaraan secara signifikan. Fenomena ini disebut sebagai "perfect strom".

"APM tidak dapat memproduksi apa yang tidak hitungan keekonomian mereka. Dengan biaya total produksi yang jauh lebih mahal, mereka tidak mungkin menjualnya di tengah captive market yang semakin lesu,” kata Yannes, dilansir dari Kontan, Minggu (13/7/2025).

(Baca: Daftar Merek Mobil Terlaris di Indonesia Semester I 2025, Toyota Juaranya)

Editor : Erlina Fury Santika