Alasan 80% Responden Perusahaan RI Tak Pakai AI untuk Perekrutan

Berdasarkan survei Jobstreet, pada 2024 terdapat 80% dari total responden perusahaan tersurvei di Indonesia yang memilih untuk tidak menggunakan perangkat kecerdasan buatan atau artificial intelligence (AI) dalam merekrut karyawan.

Dari kelompok ini, sebanyak 44% responden menghindari penggunaan AI karena khawatir akan hilangnya sentuhan manusia.

Dorongan tidak menggunakan AI lainnya adalah karena adanya peningkatan biaya, risiko bias, tidak adanya pengetahuan yang mumpuni, hingga masalah kepatuhan.

Berikut daftar lengkap alasan perusahaan di Indonesia tidak menggunakan perangkat AI dalam proses rekrutmen:

• Kurangnya sentuhan manusia dan personalisasi: 44%
• Peningkatan biaya: 40%
• Tidak dibutuhkan dalam proses rekrutmen: 39%
• Risiko bias: 38%
• Tidak memiliki pengetahuan atau akses aplikasi AI dalam proses rekrutmen: 34%
• Eror yang disebabkan AI: 27%
• Kekhawatiran soal etika: 15%
• Masalah kepatuhan: 12%

Survei ini juga menemukan, 71% perusahaan di Indonesia kini mempertimbangkan pengetahuan AI para kandidat saat melakukan proses rekrutmen. 

Namun, sebagian besar responden melihatnya sebagai nilai tambah atas kualifikasi utama kandidat, bukan sebagai persyaratan utama.

"Perusahaan-perusahaan ini umumnya menilai pengetahuan AI melalui perkenalan diri kandidat, pertanyaan teknis, atau dengan menilai proyek atau contoh karya yang ada di portofolio kandidat," tulis Jobstreet dalam Laporan Rekrutmen, Kompensasi & Tunjangan 2025.

Jobstreet melakukan survei terhadap 1.273 staf rekrutmen perusahaan berskala kecil, menengah, dan besar di Indonesia, dengan bidang usaha atau sektor industri yang beragam. Pengambilan data dilakukan pada September-Oktober 2024 secara online.

(Baca: Jenis AI yang Digunakan Pekerja Pemasaran Global untuk Membuat Konten)