Indonesia Jadi Negara Pengguna Pemblokir Iklan Terbanyak pada 2024

Teknologi & Telekomunikasi

Premium

Nabilah Muhamad 06/03/2025 18:51 WIB

URL telah disalin

Memuat...

Menurut laporan We Are Social, Indonesia menjadi negara yang pengguna internetnya paling banyak menggunakan pemblokir iklan atau ad blocker. Proporsinya sebesar 39,7% pada kuartal III 2024.

10 Negara dengan Persentase Pengguna* Pemblokir Iklan/Ad Blocker Terbanyak Global (Kuartal III 2024)

A Font Kecil
A Font Sedang
A Font Besar

Anda mengakses konten Single Data Premium.
Untuk meneruskan, silakan berlangganan, atau beli secara satuan.

Professional

Nikmati akses premium dengan harga yang lebih terjangkau.

Mulai dari

~~Rp300.000~~ 150.000/bulan

Akses lebih banyak konten premium dan fitur eksklusif khusus pelanggan.

Mulai dari

50.000/bulan

Hanya Rp833 per artikel

Lebih detail »

Beli Satuan

Langsung baca artikel “Indonesia Jadi Negara Pengguna Pemblokir Iklan Terbanyak pada 2024”.

Rp10.000

Kami menerima pembayaran berikut:

Beberapa metode pembayaran masih dalam proses aktivasi.

10 Negara dengan Persentase Pengguna* Pemblokir Iklan/Ad Blocker Terbanyak Global (Kuartal III 2024)

Unduh

Sumber

A Font Kecil
A Font Sedang
A Font Besar

Laporan We Are Social menunjukkan, terdapat 31,3% pengguna internet berusia 16 tahun ke atas di dunia yang menggunakan pemblokir iklan (ad blocker) pada kuartal III 2024.

Proporsinya berkurang 3,1% dari kuartal sebelumnya (quartal-to-quartal/qtq) yang sebesar 32,3%.

Indonesia menjadi negara dengan pengguna pemblokir iklan terbanyak di dunia, dengan proporsi sebesar 39,7%.

Berikut daftar 10 negara yang memiliki proporsi pengguna pemblokir iklan terbanyak global menurut We Are Social, per kuartal III 2024:

Indonesia: 39,7%
China: 38,4%
Hungaria: 37,6%
Kroasia: 36,9%
Serbia: 36,8%
Vietnam: 36%
Yunani: 34,6%
Israel: 34,1%
Portugal: 33,9%
Taiwan: 33,7%

We Are Social juga mencatat, mayoritas atau 64,4% menggunakan pemblokir iklan karena sudah terlalu banyak iklan yang dilihatnya.

Ada pula yang beralasan iklan menghalangi (55,2%), untuk menjaga keamanan (40,2%), hingga iklan yang muncul tidak relevan dengan preferensinya (39,9%).

(Baca: Media Sosial dengan Audiens Iklan Terbesar Global Awal 2025)

Editor : Erlina Fury Santika