Survei: Hunian di bawah 20 Meter Persegi Kurang Diminati di Indonesia

Pemerintah berencana mengurangi batas minimal luas rumah subdisi menjadi 18 meter persegi (m2). 

Wacana ini tercantum dalam draft Keputusan Menteri Perumahan dan Kawasan Permukiman (PKP) Nomor/KPTS/M/2025, yang menyebutkan ukuran luas bangunan rumah bersubsidi dirancang minimal 18 m2 dan maksimal 36 m2.

Riset Rumah123 menunjukkan, minat masyarakat terhadap hunian di bawah 20 m2 masih sangat minim, baik untuk rumah tapak maupun apartemen. 

“Sampai saat ini, hanya 0,8% pencari rumah tapak dan 3,9% pencari apartemen yang tertarik dengan hunian berukuran di bawah 20 m2," kata Head of Research Rumah123 Marisa Jaya dalam keterangan tertulisnya, Kamis (3/7/2026). 

Tercatat, rumah dengan luas 90-150 m2 menjadi tipe rumah yang paling banyak diminati yakni sebesar 23,4% pada periode Januari-Mei 2025. 

Sedangkan untuk apartemen, masyarakat lebih menyasar unit dengan luas 20-60 m2, proporsinya mencapai 47,9%. 

Rumah123 menilai, apartemen dengan ukuran kecil lebih diminati karena konsep huniannya ditujukan untuk efisiensi ruang yang dapat dimanfaatkan oleh satu orang, pasangan, atau keluarga kecil. 

Sementara rumah tapak cenderung dicari oleh masyarakat yang membutuhkan privasi dan ruang yang cukup untuk keluarga. 

Marisa menjelaskan, setiap segmen pasar memiliki kebutuhannya masing-masing. Namun untuk permintaan rumah tapak, preferensi terhadap ruang yang cukup luas masih sangat kuat di masyarakat. 

Temuan ini diharapkan bisa menjadi masukan konstruktif bagi para pemangku kepentingan dalam merancang kebijakan dan produk perumahan yang selaras dengan aspirasi dan kebutuhan masyarakat,” katanya. 

(Baca: Bekasi, Wilayah dengan Realisasi Rumah FLPP Terbanyak di RI Juni 2025)