Inilah Aset Perusahaan Divisi Departement Store Mitra Adiperkasa 2017

Perdagangan

Premium

26/10/2017 11:34 WIB

URL telah disalin

Memuat...

Aset Perusahaan Divisi Departement Store PT Mitra Adiperkasa Tbk (Jun 2017)

A Font Kecil
A Font Sedang
A Font Besar

Anda mengakses konten Single Data Premium.
Untuk meneruskan, silakan berlangganan, atau beli secara satuan.

Professional

Nikmati akses premium dengan harga yang lebih terjangkau.

Mulai dari

~~Rp300.000~~ 150.000/bulan

Akses lebih banyak konten premium dan fitur eksklusif khusus pelanggan.

Mulai dari

50.000/bulan

Hanya Rp833 per artikel

Lebih detail »

Beli Satuan

Langsung baca artikel “Inilah Aset Perusahaan Divisi Departement Store Mitra Adiperkasa 2017”.

Rp10.000

Kami menerima pembayaran berikut:

Beberapa metode pembayaran masih dalam proses aktivasi.

Aset Perusahaan Divisi Departement Store PT Mitra Adiperkasa Tbk (Jun 2017)

Unduh

Sumber

A Font Kecil
A Font Sedang
A Font Besar

PT Mitra Adiperkasa Tbk (MAP) akan menutup seluruh gerai Lotus Departement Store akhir bulan ini. Selain itu, perusahaan yang memiliki kode perdagangan di bursa MAPI tersebut juga berencana menutup semua gerai Debenhams pada akhir tahun. Sebagai informasi, Lotus merupakan gerai yang dikelola oleh PT Java Retailindo dan memiliki aset Rp 49,56 miliar. Sementara Debenhams dikelola oleh PT Benua Hamparan Luas dengan aset mencapai Rp 156,66 miliar.

Selain kedua gerai tersebut, MAP masih memiliki lima anak usaha lainnya yang bergerak di sektor departement store. Yaitu, Sogo yang dikelola oleh PT Panen Lestari Internusa dengan nilai aset Rp 3,2 triliun. Angka ini merupakan yang tertinggi dibanding aset anak usaha MAP di sektor ini. Kemudian Foodhal (PT Swalayan Sukses Abadi) dengan aset Rp 587 miliar, Seibu (PT Panen Selaras Intibuana) yang memiliki aset Rp 289,24 miliar, Galeries Lafayette (PT Panen Gl Indonesia) dengan aset Rp 167,95 miliar. Serta Alun Alun Indonesia (PT Alun Alun Indonesia Kreasi) dengan aset Rp 40,17 miliar.

Perubahan cara berbelanja masyarakat ke sistem belanja online dari sebelumnya offline telah memakan korban beberapa perusahaan di sektor ritel. Sebelumnya Ramayana dan Matahari menutup beberapa gerainya dengan alasan efisiensi. Bahkan, 7-Eleven terpaksa menutup semua gerai tahun ini karena sudah tidak memiliki nilai keekonomian.