Pengeluaran untuk kecantikan di Kota Palopo, Sulawesi Selatan, menunjukkan peningkatan signifikan pada tahun 2024. Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, pengeluaran mencapai Rp 65.640 per kapita per bulan. Angka ini mengalami pertumbuhan sebesar 26.8% dibandingkan tahun sebelumnya.
Jika dibandingkan dengan rata-rata pengeluaran per kapita sebulan untuk aneka barang dan jasa sebesar Rp 312.044, pengeluaran untuk kecantikan ini mencerminkan alokasi sekitar 21% dari total pengeluaran konsumsi. Proporsi ini menunjukkan bahwa masyarakat Kota Palopo semakin sadar akan pentingnya perawatan diri dan penampilan. Sementara itu, jika dibandingkan dengan pengeluaran untuk makanan jadi sebesar Rp 248.024, porsi pengeluaran untuk kecantikan mencapai 26% dari pengeluaran untuk makanan jadi.
(Baca: Tenaga Kependidikan SD Negeri Sm Periode 2017-2024)
Secara historis, pengeluaran untuk kecantikan di Kota Palopo fluktuatif. Pada tahun 2018, tercatat Rp 45.360, kemudian sempat turun menjadi Rp 39.743 pada tahun 2019. Selanjutnya, sempat naik dan turun, bahkan pada 2021 menyentuh angka Rp 31.850. Meskipun demikian, pada 2023 dan 2024 terjadi peningkatan signifikan, dengan pertumbuhan tertinggi pada 2023 sebesar 37.5%. Pada 2024, nilai pengeluaran tertinggi tercatat sepanjang periode pengamatan, mengindikasikan adanya perubahan perilaku konsumen.
Di antara kabupaten/kota di Sulawesi Selatan, Kota Palopo menempati peringkat kedua dalam hal pengeluaran untuk kecantikan pada tahun 2024, berada di bawah Kota Parepare yang menduduki peringkat pertama dengan nilai Rp 77.324. Secara nasional, Kota Palopo berada di peringkat 42. Pertumbuhan ini menunjukkan bahwa minat dan kesadaran akan produk kecantikan di Kota Palopo terus berkembang.
Beberapa kabupaten/kota lain di Sulawesi Selatan juga menunjukkan nilai pengeluaran yang berbeda-beda pada tahun 2024. Kota Parepare mencatatkan pertumbuhan 15.8%, Kabupaten Pangkajene Dan Kepulauan sebesar 10.2%, dan Kota Makassar sebesar 20.6%. Sementara itu, Kabupaten Luwu Timur justru mengalami penurunan turun 2.4%, menunjukkan bahwa tren kecantikan tidak selalu seragam di setiap wilayah.
(Baca: Statistik Persentase Penduduk Miskin di Kabupaten Kepulauan Selayar 2015-2024)
Kota Makassar
Berdasarkan data dari BPS, rata-rata pengeluaran per kapita sebulan bukan makanan di Kota Makassar mengalami pertumbuhan sebesar 8.9% dari Rp 929.229,92 menjadi Rp 1.012.020 pada tahun 2024. Kota ini menduduki peringkat pertama se-Sulawesi Selatan. Angka ini mengindikasikan bahwa masyarakat Makassar memiliki daya beli yang kuat untuk memenuhi kebutuhan di luar makanan.
Kota Parepare
Pengeluaran per kapita sebulan untuk makanan dan bukan makanan di Kota Parepare mengalami penurunan turun 11.2%, dari Rp 1.729.007 menjadi Rp 1.535.908 pada tahun 2024. Meskipun terjadi penurunan, Parepare tetap menduduki peringkat kedua se-Sulawesi Selatan. Penurunan ini bisa jadi disebabkan oleh perubahan prioritas konsumsi atau faktor ekonomi lainnya yang mempengaruhi daya beli masyarakat.
Kabupaten Bantaeng
Kabupaten Bantaeng menunjukkan pertumbuhan signifikan dalam pengeluaran per kapita sebulan untuk makanan, yaitu sebesar 34%, dari Rp 566.357,23 menjadi Rp 759.120 pada tahun 2024. Bantaeng menempati urutan kedua se-Sulawesi Selatan untuk kategori ini. Kenaikan ini mengindikasikan peningkatan aksesibilitas dan konsumsi makanan yang lebih baik di kalangan masyarakat Bantaeng.
Kabupaten Enrekang
Rata-rata pengeluaran per kapita sebulan untuk makanan di Kabupaten Enrekang meningkat sebesar 49.7%, dari Rp 492.447,06 menjadi Rp 737.416 pada tahun 2024, dan menempati urutan ketiga se-Sulawesi Selatan. Pertumbuhan ini merupakan yang tertinggi di antara kabupaten/kota lainnya. Hal ini menunjukkan adanya peningkatan kesejahteraan dan kemampuan masyarakat Enrekang dalam memenuhi kebutuhan pangannya.