Kementerian LHK: Jumlah Titik Panas di Indonesia Capai 334 Dalam 24 Jam Terakhir (Sabtu, 24 Februari 2024)
- A Kecil
- A Sedang
- A Besar
Berdasarkan sistem pemantauan kebakaran hutan dan lahan SiPongi Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), pemantauan 24 jam terakhir menunjukkan ada 334 titik panas (hotspot) terdeteksi di Indonesia. Jumlah titik panas ini berkurang 87 titik dibandingkan dengan periode sebelumnya.
Data tersebut merupakan hasil pencitraan satelit Terra/Aqua, SNPP, dan NOAA yang diakses pada Sabtu (24/2/2024) pukul 08.51 WIB. Dari 334 titik panas terdeteksi, 14 titik dengan tingkat kepercayaan hotspot tinggi, 309 titik skala sedang, dan 11 titik skala rendah.
Tingkat kepercayaan hotspot terbagi menjadi 3 skala. Skala rendah memiliki rentang 0 - 29, skala sedang 30 - 79, dan skala tinggi 80 - 100. Semakin tinggi tingkat kepercayaan hotspot, semakin tinggi juga kemungkinan wilayah tertentu terjadi kebakaran hutan dan lahan.
(Baca: Inilah 10 Gempa Bumi Terbesar Sepanjang Sejarah, Dua di Antaranya dari Indonesia)
Titik panas terdeteksi paling banyak berada di Kalimantan Timur sebanyak 113 titik. Sulawesi Tengah menempati posisi kedua jumlah titik panas terbanyak dengan 37 titik. Nusa Tenggara Timur berada di posisi ketiga sebanyak 31 titik panas.
Sebanyak 22 titik panas terdeteksi di Maluku Utara, Kalimantan Utara menyusul dengan 21 titik panas, serta Sulawesi Selatan dan Sumatera Utara masing-masing memiliki 18 dan 14 titik panas terdeteksi.
Titik panas merupakan titik koordinat suatu daerah yang memiliki temperatur permukaan lebih tinggi dibandingkan sekitarnya, dan bukan jumlah kejadian kebakaran hutan dan lahan.
Namun, banyaknya jumlah titik panas dan bergerombol pada suatu wilayah mengindikasikan adanya kejadian kebakaran hutan dan lahan. Artinya, data titik panas hasil deteksi satelit penginderaan jauh masih paling efektif dalam memantau kebakaran hutan dan lahan untuk wilayah yang luas.
(Baca: Gempa Bumi Berkekuatan 4.5 M Guncang 14 Km Utara Dari San Carlos,)