Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, PDRB ADHB sektor industri tekstil dan pakaian jadi di Jawa Timur pada tahun 2024 mencapai Rp 14.043,76 miliar. Angka ini menunjukkan pertumbuhan positif sebesar 4,34% dibandingkan tahun sebelumnya. Peningkatan ini lebih rendah dibandingkan rata-rata pertumbuhan selama tiga tahun terakhir (2022-2024) yang sebesar 5,29%. Namun, jika dibandingkan dengan rata-rata lima tahun terakhir (2020-2024) yang sebesar 4,01%, pertumbuhan tahun 2024 sedikit lebih baik.
Pertumbuhan tertinggi dalam lima tahun terakhir terjadi pada tahun 2019 sebesar 11,85%, sementara pertumbuhan terendah terjadi pada tahun 2020 sebesar 2,5%. Pada tahun 2020, pertumbuhan PDRB tekstil dan pakaian jadi melambat signifikan, kemungkinan besar disebabkan oleh dampak pandemi Covid-19 yang memukul sektor industri secara umum. Meski demikian, sektor ini berhasil pulih dan mencatatkan pertumbuhan positif di tahun-tahun berikutnya.
(Baca: Jumlah Usaha Mikro Kecil Periode 2013-2023)
Secara regional di Pulau Jawa, Jawa Timur menempati peringkat ke-5 dalam kontribusi PDRB sektor industri tekstil dan pakaian jadi pada tahun 2024. Peringkat ini tidak berubah dibandingkan tahun-tahun sebelumnya dalam lima tahun terakhir. Nilai PDRB Jawa Timur jauh lebih rendah dibandingkan provinsi Jawa Barat yang menduduki peringkat pertama. Secara nasional, Jawa Timur juga berada di peringkat ke-5.
Kenaikan tertinggi PDRB ADHB sektor industri tekstil dan pakaian jadi di Jawa Timur dalam data historis terjadi pada tahun 2019 dengan nilai Rp 1164 miliar. Sementara kenaikan terendah terjadi pada tahun 2020 dengan nilai Rp 275 miliar, yang menunjukkan adanya anomali akibat dampak pandemi. Jika dibandingkan dengan rata-rata kenaikan selama tiga tahun terakhir (2022-2024) sebesar Rp 668,92 miliar, kenaikan pada tahun 2024 (Rp 584,71 miliar) lebih rendah.
Meskipun pertumbuhan PDRB sektor ini menunjukkan fluktuasi dalam beberapa tahun terakhir, secara umum trennya tetap positif. Hal ini menunjukkan bahwa industri tekstil dan pakaian jadi di Jawa Timur memiliki daya tahan yang cukup baik dalam menghadapi berbagai tantangan, termasuk pandemi. Namun, perlu ada upaya lebih lanjut untuk meningkatkan daya saing dan mendorong pertumbuhan yang lebih tinggi di masa depan.
Jawa Barat
Jawa Barat menduduki peringkat pertama di Pulau Jawa dengan nilai PDRB tekstil dan pakaian jadi mencapai Rp 181.080,15 miliar pada tahun 2024. Pertumbuhan sektor ini di Jawa Barat mencapai 7,25%, jauh lebih tinggi dibandingkan rata-rata pertumbuhan di Jawa Timur. Dengan pertumbuhan yang tinggi, Jawa Barat mencatatkan selisih nilai dengan tahun sebelumnya mencapai Rp 12.242,45 miliar.
(Baca: Jumlah Kepala Sekolah dan Guru SMK Lebih dari atau Setara S1 Periode 2017-2024)
Jawa Tengah
Jawa Tengah berada di posisi kedua dengan nilai PDRB sebesar Rp 41.928,2 miliar. Pertumbuhan PDRB tekstil dan pakaian jadi di Jawa Tengah tercatat sebesar 3,06%. Selisih nilai tahun terakhir dibandingkan tahun sebelumnya adalah Rp 1.246,82 miliar. Peringkat kedua yang diraih Jawa Tengah menunjukkan sektor industri ini memiliki kontribusi signifikan terhadap perekonomian provinsi tersebut.
Banten
Banten menduduki peringkat ketiga dengan nilai PDRB mencapai Rp 27.956,62 miliar. Pertumbuhan sektor tekstil dan pakaian jadi di Banten cukup tinggi, yaitu sebesar 9,4%. Dengan pertumbuhan yang cukup tinggi, Banten mampu mencatatkan selisih nilai dibandingkan tahun sebelumnya sebesar Rp 2.401,38 miliar.
DKI Jakarta
DKI Jakarta menempati posisi keempat dengan nilai PDRB sebesar Rp 23.099,66 miliar. Pertumbuhan sektor tekstil dan pakaian jadi di DKI Jakarta tergolong rendah, hanya 0,95%. Dengan pertumbuhan yang rendah, selisih nilai tahun terakhir dibandingkan tahun sebelumnya hanya Rp 217,86 miliar.
Jawa Timur
Jawa Timur menempati urutan ke-5 di Pulau Jawa, dengan nilai PDRB tekstil dan pakaian jadi mencapai Rp 14.043,76 miliar pada tahun 2024. Pertumbuhan sektor ini di Jawa Timur sebesar 4,34%. Peningkatan ini menghasilkan selisih nilai dibandingkan tahun sebelumnya sebesar Rp 584,71 miliar.