Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat jumlah pekerja di sektor industri pengolahan di perkotaan dan perdesaan Kalimantan Tengah pada tahun 2024 sebanyak 34.370 pekerja. Angka ini menunjukkan penurunan sebesar 22,4% dibandingkan tahun sebelumnya. Penurunan ini setara dengan 9.920 pekerja. Meskipun terjadi penurunan, jumlah pekerja pada tahun 2024 masih lebih tinggi dibandingkan rata-rata tiga tahun terakhir (2021-2023) yaitu 33.279 pekerja.
Kinerja sektor industri pengolahan di Kalimantan Tengah menunjukkan fluktuasi dalam lima tahun terakhir. Kenaikan tertinggi terjadi pada tahun 2023 dengan pertumbuhan mencapai 85,99% atau penambahan sebanyak 20.477 pekerja. Sebaliknya, penurunan terdalam terjadi pada tahun 2024 sebesar 22,4%. Jika dibandingkan dengan lima tahun sebelumnya, kondisi tahun 2024 masih lebih baik dari tahun 2020 yang hanya mencatatkan 25.463 pekerja.
(Baca: PDRB ADHB di Kabupaten Lombok Tengah Menurut Sektor pada 2024)
Secara regional di Pulau Kalimantan, Kalimantan Tengah menempati peringkat ke-4 dalam jumlah pekerja industri pengolahan pada tahun 2024. Posisi ini tidak berubah dari tahun sebelumnya. Secara nasional, Kalimantan Tengah berada pada peringkat ke-25.
Anomali terlihat pada tahun 2023 yang mengalami lonjakan signifikan. Kenaikan ini jauh di atas rata-rata pertumbuhan tahunan dalam lima tahun terakhir. Namun, kondisi ini tidak berlanjut di tahun 2024 dengan adanya penurunan yang cukup besar.
Meskipun terjadi penurunan di tahun 2024, sektor industri pengolahan di Kalimantan Tengah masih menunjukkan potensi. Dibutuhkan analisis lebih lanjut untuk memahami faktor-faktor yang mempengaruhi fluktuasi ini, sehingga dapat dirumuskan kebijakan yang tepat untuk mendorong pertumbuhan sektor ini di masa depan.
Sulawesi Tenggara
Provinsi Sulawesi Tenggara menempati urutan ketiga di Pulau Sulawesi dengan jumlah pekerja di sektor industri pengolahan sebanyak 44.614. Nilai ini menunjukkan penurunan sebesar 8.44% dibandingkan tahun sebelumnya, setara dengan pengurangan 4.110 pekerja. Meskipun demikian, angka ini masih lebih baik dibandingkan rata-rata tiga tahun sebelumnya. Secara nasional, Sulawesi Tenggara berada pada peringkat ke-22.
(Baca: PDRB ADHB di Kabupaten Mesuji Menurut Sektor pada 2024)
Sulawesi Utara
Sulawesi Utara berada di posisi keempat di Pulau Sulawesi dengan 38.040 pekerja di sektor industri pengolahan. Penurunan sebesar 9.16% atau setara dengan 3.835 pekerja, menjadi catatan tersendiri bagi provinsi ini. Walaupun mengalami penurunan, nilai ini masih lebih baik dibandingkan rata-rata 5 tahun terakhir. Peringkat Sulawesi Utara secara nasional adalah ke-23.
Nusa Tenggara Timur
Nusa Tenggara Timur (NTT) menunjukkan peningkatan yang signifikan. Dengan nilai 35.065, NTT berhasil menduduki peringkat ketiga di wilayah Nusa Tenggara dan Bali. Pertumbuhan mencapai 69.44% atau 14.370 pekerja dibandingkan tahun sebelumnya, merupakan prestasi tersendiri. Secara nasional, NTT berada di peringkat ke-24.
Maluku Utara
Maluku Utara menempati urutan pertama di wilayah Maluku dengan jumlah pekerja industri pengolahan mencapai 25.773. Meskipun demikian, terjadi penurunan sedikit sebesar 0.61% dibandingkan tahun sebelumnya. Peringkat nasional Maluku Utara adalah ke-26.
Kep. Bangka Belitung
Kepulauan Bangka Belitung menunjukkan jumlah pekerja di sektor industri pengolahan sebanyak 19.126. Penurunan sebesar 21.41% dibandingkan tahun sebelumnya menjadikan Kepulauan Bangka Belitung berada pada peringkat ke-9 di Pulau Sumatera. Peringkat nasional wilayah ini adalah ke-27.
Kalimantan Utara
Kalimantan Utara menunjukkan peningkatan yang signifikan dengan pertumbuhan 49.23% atau penambahan sebanyak 5.459 pekerja, sehingga total jumlah pekerja mencapai 16.547. Kalimantan Utara menempati peringkat ke-5 di Pulau Kalimantan. Peringkat nasional Kalimantan Utara adalah ke-28.