Mass Rapid Transit (MRT) Jakarta mencatatkan peningkatan pendapatan non-tiket selama 2019-2020. Selain meningkat, pendapatan non-tiket MRT juga mendominasi dalam tiga tahun terakhir.
Berdasarkan data MRT Jakarta, pendapatan non-tiket MRT sebanyak Rp473,56 miliar pada 2021. Jumlah itu meningkat dibandingkan 2020 yang sebesar Rp382,67 miliar dan 2019 sebesar Rp207,6 miliar.
Di sisi lain, pendapatan tiket MRT Jakarta selama 2019-2020 cenderung menurun. Pada 2021, pendapatan tiket MRT Jakarta hanya Rp60,37 miliar alias turun dari tahun sebelumnya.
Adapun pada 2020, pendapatan tiket MRT Jakarta sebanyak Rp82,02 miliar. Jumlah itu bahkan menurun dari tahun awal MRT Jakarta beroperasi yaitu sebanyak Rp191,15 miliar pada 2019.
Besarnya pendapatan non-tiket MRT Jakarta dalam tiga tahun terakhir mengindikasikan pembayaran non-tunai alias cashless semakin diminati. Hal ini merupakan salah satu cara untuk mengurangi kontak fisik di tengah penularan virus corona dan berbagai penyakit lainnya.
Sebagai salah satu moda transportasi cepat berbasis rel di ibu kota, MRT Jakarta tercatat telah digunakan oleh sebanyak 7,18 juta orang sepanjang 2021. Meski demikian, capaian itu menurun dari 2020 yang sebanyak 9,92 juta orang dan 2019 yang sebanyak 24,41 juta orang.
(Baca: Awal 2023, Jumlah Penumpang MRT Jakarta Belum Kembali Seperti Pra-Pandemi)