Laporan Alphabet Inc mencatat, YouTube berhasil mengantongi pendapatan US$7,34 miliar pada kuartal II-2022. Angka itu tumbuh 4,8% dibandingkan periode yang sama periode tahun sebelumnya (year-on-year/yoy).
Meski demikian, capaian tersebut melesat dari perkiraan analis Wall Street yang menaksir pendapatan iklan YouTube pada kuartal II-2022 bakal naik 7% menjadi US$7,49 miliar.
Pertumbuhan iklan YouTube memang lebih rendah jika dibandingkan kuartal II-2021. Pada saat itu, pendapatan YouTube naik 84% secara yoy menjadi US$7 miliar.
CFO Alphabet, Ruth Porat, mengatakan lambatnya pertumbuhan pendapatan iklan Youtube merupakan hal yang cukup wajar ketika pertumbuhan naik signifikan kemudian mengalami penutunan. "Waktu akan membawa kita melewati masa ini," kata Porat kepada para analis, Selasa (26/7/2022) lalu.
Ia menjelaskan, efisiensi klien yang beriklan di Youtube di tengah ketidakpastian kondisi ekonomi makro menjadi penyebab melambatnya pertumbuhan pendapatan iklan di perusahaan.
YouTube terus berinovasi dengan berbagai fitur baru di aplikasinya guna mendorong pendapatan perusahaan. Teranyar, perusahaan meluncurkan fitur Super Chat dan Super Sticker di Indonesia pada Selasa (16/8/2022).
Para kreator konten (content creator) kini dapat memperoleh penghasilan melalui kedua tools ini. Super Chat dan Super Stickers memungkinkan penggemar berinteraksi dengan kreator konten selama siaran langsung atau live chat. Penonton dapat membeli Super Chat untuk menandai pesan dalam live chat.
(Baca: Ada Indonesia di Daftar 10 Negara yang Paling Banyak Menonton Vlog)