Tiongkok merupakan pangsa pasar utama ekspor Arab Saudi. Data Comtrade mencatat bahwa ekspor Arab Saudi ke Negeri Tirai Bambu pada 2015 mencapai US$ 30,15 miliar atau sekitar Rp 413 triliun. Angka ini lebih rendah dibanding pada 2014 sebesar US$ 48,5 miliar. Sementara Amerika Serikat merupakan pasar terbesar kedua ekspor Arab Saudi, yaitu senilai US$ 23,36 miliar dan India di urutan ke tiga dengan nilai ekspor US$ 21,35 miliar. Indonesia berada di urutan ke 12 pangsa pasar produk Saudi, dengan nilai ekspor US$ 3,4 miliar atau sekitar Rp 48 triliun.
Jatuhnya harga minyak sejak pertengahan 2014 hingga awal 2016 telah menggoyahkan perekonomian Negeri Petro Dolar. Harga minyak di bawah US$ 30 per barel membuat Pemerintah Arab Saudi harus meminjam dana kepada International Monetary Fund (IMF) untuk menambal defisit anggarannya.
Raja Salman bin Abdul Aziz Al Saud dengan rombongan yang berjumlah 1.500 melakukan lawatan ke beberapa negara Asia, termasuk Indonesia. Kunjungan Raja Arab Saudi ini dalam rangka reformasi perekonomian yang sebelumnya hanya mengandalkan pada minyak bumi ke sektor lainnya. Pemerintah Arab Saudi juga sedang menjajaki untuk mencari pendanaan. Salah satunya dengan divestasi saham Saudi Aramco kepada publik pada 2018. Target perolehan dananya sekitar US$ 100 miliar.