PT Timah mencatatkan pendapatan sebesar Rp14,61 triliun dengan laba bersih Rp1,3 triliun. Bagian dari holding Mining Industry Indonesia (MIND ID) ini mencatatkan laba setelah rugi pada 2020 dan 2019.
Perusahaan berkode saham TINS ini sebenarnya mencatatkan penurunan pendapatan sebesar 4%. Meski begitu, beban pokok pendapatan berhasil ditekan hingga 21%. Ini yang membuat perusahaan dapat mencetak laba pada 2021.
Pada 2021, produksi logam timah mencapai 26.465 ton. Ini merupakan penurunan 38% dari 45.698 ton pada 2020. Melesatnya harga jual logam timah hingga 89% membuat perusahaan dapat mengkompensasi turunnya produksi tersebut.
Sebelum 2021, perusahaan mencatatkan rugi bersih sebesar Rp611,28 miliar pada 2019 dan Rp340,6 miliar pada 2020. Sebaliknya, perusahaan mencatatkan laba sebesar Rp502 miliar pada 2017 dan Rp 132,3 miliar pada 2018.
Tahun ini, PT Timah akan mulai memanfaatkan teknologi Ausmelt untuk pembuatan logam timahnya. Adanya teknologi ini diharapkan menekan biaya produksi.
(Baca: Harga Batu Bara Naik, Laba Bersih Bukit Asam Melesat 231% pada 2021)