Timnas Indonesia menyingkirkan Korea Selatan dalam laga Piala Asia U-23 setelah penalti sengit 11-10 di Abdullah bin Khalifa Stadium, Doha, Qatar, Jumat (26/4/2024).
Sebelum adu penalti itu, kedua tim bermain imbang dengan skor 2-2 hingga 120 menit. Gol Indonesia dicetak oleh Rafael Struick (15') dan 45'(+3). Sementara skor Korea Selatan diperoleh melalui Komang Teguh (gol bunuh diri, 45') dan Lee Young Jun (84').
Kemenangan Indonesia membuat Korea Selatan gagal merebut tiketnya ke Olimpiade Paris 2024. Padahal, negara tersebut selalu melengang ke Olimpiade beturut-turut sejak 1998 hingga 2020.
Kualitas pelatih Tae-yong dalam menggembleng Tim Garuda kontan disorot publik. Meski pertandingan ini menjadi emosional baginya karena harus melawan negara sendiri, Tae-yong tetap berkomitmen melakukan yang terbaik untuk Timnas Indonesia U-23.
"Jelas, saya merasa sangat senang. Namun, sebagian dari saya merasa sedikit sedih di dalam hati," kata Shin Tae-yong dikutip dari Bola.net pada Jumat (26/7/2024).
Tae-yong sudah menempa timnas Indonesia sejak 2019. Kini, Ketua Umum PSSI Erick Thohir menawarkan perpanjangan kontrak kepadanya.
Rencananya, kontrak baru akan 'mengikat' pelatih berusia 53 tahun tersebut hingga 2027. Ini karena buah kerja kerasnya yang dianggap memenuhi target besar PSSI: lolos 16 besar Piala Asia dan perempat final Piala Asia U-23.
"Saya belum tanda tangan kontrak. Saya sudah melakukan pembicaraan yang bagus dengan Presiden PSSI [Erick]. Saya pikir saya akan memperpanjang kontrak," kata Shin Tae-yong dikutip CNN Indonesia dari SBS, Jumat (26/4/2024).
Tae-young tergolong sebagai pelatih yang cukup lama berkarier untuk timnas Indonesia, yakni lima tahun. Ini belum termasuk kontrak yang baru hingga 2027.
Adapun pelatih dengan durasi berkarier terlama untuk timnas adalah Antun Pogacnik, yakni sekitar sembilan tahun pada 1954-1963.
'Toni' Pogacnik konon merupakan pelatih pertama yang meletakkan dasar permainan sepak bola modern di Indonesia. Dia bahkan membawa skuad Garuda ke pusat latihan di sejumlah negara Eropa Timur saat itu.
Pelatih lain dengan durasi melatih terlama di antaranya Erenst Albert (EA) Mangindaan pada 1966-1970 dan Anatoly Polosin pada 1987-1991. Keduanya melatih sekitar empat tahun.
EA Mangindaan masuk dalam jajaran tokoh pendiri PSSI. Saat menjadi asisten pelatih Pogacnik, ia turut berjasa membuat Indonesia menahan raja bola Eropa, Uni Soviet 0-0 dalam Olimpiade Melbourne Australia 1956, seperti dikutip dari iNews.
Sementara Anatoly Polosin, dikenal sebagai si 'Tangan Besi' berhasil membawa timnas Indonesia menyabet medali emas SEA Games 1991. Metode pelatihannya dikenal sangat keras dan disiplin, sehingga tak jarang membuat pemain kewalahan hingga mengundurkan diri.
Pelatih lainnya ada Peter Withe yang mengemban amanah pada 2004-2007 atau tiga tahun. Dia hanya bisa membawa timnas di babak penyisihan grup Piala Asia U-20 2004, seperti dilansir dari Kompas.
(Baca juga: Menang Adu Penalti, Timnas Indonesia Lolos ke Babak Semifinal Piala Asia U-23 2024)