Menurut data Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), Indonesia menghasilkan 26,2 juta ton timbulan sampah sepanjang 2023.
Namun, data sampah ini baru berasal dari 233 kabupaten/kota, sedangkan Indonesia memiliki total 514 kabupaten/kota.
Hal serupa terjadi pada tahun-tahun sebelumnya. Sejak 2019 data timbulan sampah yang tercatat di Sistem Informasi Pengelolaan Sampah Nasional (SIPSN) KLHK belum menyeluruh.
Cakupan data sampah setiap tahunnya juga tidak seragam, berasal dari jumlah kabupaten/kota yang berbeda-beda.
Dengan demikian data per tahunnya tidak bisa dibandingkan, dan volume sampah sebenarnya bisa jauh lebih banyak dari yang tercatat.
(Baca: 57% Rumah Tangga Indonesia Rutin Bakar Sampah)
Pada 2023, sebanyak 66,22% dari total timbulan sampah yang tercatat berstatus terkelola, sedangkan 33,78% tidak terkelola.
Timbulan sampahnya mayoritas berupa sisa makanan (41,75%), plastik (18,47%), kayu/ranting (11,56%), dan kertas/karton (10,59%).
Sementara sampah yang berupa logam, kain, kaca, karet, kulit, dan lain-lainnya porsinya lebih kecil dengan kisaran 2-6%.
Timbulan sampah yang tercatat paling banyak berasal dari rumah tangga (44,31%), pusat perniagaan (18,02%), dan pasar (13.62%).
Ketiga kawasan tersebut menyumbang 75,95% terhadap total volume sampah yang tercatat pada 2023. Sementara 24,05% sisanya berasal dari perkantoran, fasilitas publik, industri, dan kawasan lain-lainnya.
(Baca: Indonesia Buang Jutaan Ton Sampah Makanan, dari Tahap Produksi sampai Konsumsi)