Badan Pengatur Hilir Minyak dan Gas Bumi (BPH Migas) menemukan ada 257.455 liter penyimpangan bahan bakar minyak (BBM) selama Januari-Mei 2022. Penyimpangan ini ditemukan di 23 provinsi.
Jawa Timur menjadi provinsi dengan volume penyimpangan BBM terbesar. Data BPH Migas menunjukkan penyimpangan BBM di Jawa Timur mencapai 68.775 liter. Di peringkat kedua ada Jawa Barat dengan penyimpangan sebesar 47.316 liter.
Selanjutnya, ada penyimpangan 37.852 liter BBM di Jambi, 23.000 liter di Sulawesi Tenggara, dan 21.120 liter di Riau.
Berdasarkan jenisnya, penyelewengan terutama dilakukan terhadap BBM solar bersubsidi yang mencapai 176.783 liter. Selanjutnya, BBM oplosan tercatat sebesar 49.422 liter.
Besarnya penyimpangan BBM solar bersubsidi ini dianggap sebagai dampak dari timpangnya harga solar subsidi dan nonsubsidi. Meski harga minyak terus naik, pemerintah masih mematok harga solar bersubsidi sebesar Rp5.150 per liter.