Produk domestik bruto (PDRB) harga berlaku (ADHB) di Kabupaten Garut, pada 2023 mencapai Rp72,23 triliun. PDRB di kabupaten/kota ini tumbuh 4,94% dibandingkan dengan tahun sebelumnya Rp66,59 triliun .
Dibandingkan dengan masa pandemi covid pada tahun 2020, pertumbuhan ekonomi di wilayah ini terlihat lebih tinggi. Sebelumnya pertumbuhan pada akhir tahun 2020 pasca covid tercatat turun 1,26%.
Menurut publikasi BPS, dengan total penduduk yang mencapai 2,77 juta jiwa, PDRB per kapita di wilayah ini tercatat Rp26.910 ribu/kapita/tahun. PDRB per kapita ini secara nasional berada di urutan 424.
Dari 17 sektor yang mendorong pergerakan ekonomi di kabupaten/kota ini, sektor pertanian, kehutanan dan perikanan menjadi unggulan.
Di urutan pertama yakni sektor pertanian, kehutanan dan perikanan. Pada 2023 lalu, sektor ini memberikan kontribusi PDRB terbesar dengan nilai mencapai Rp26,23 triliun. PDRB ini tumbuh 1,6%.
Selanjutnya di posisi kedua adalah sektor perdagangan besar dan eceran, reparasi mobil dan sepeda motor tumbuh 4,81% menjadi Rp13,39 triliun, PDRB sektor industri pengolahan yang kali ini tumbuh 8,05% menjadi Rp6,47 triliun.
Selain itu, sektor lainnya yang memberikan kontribusi di urutan lima besar adalah jasa pendidikan dengan PDRB Rp3,8 triliun.
Distribusi PDRB di Kabupaten Garut pada 2023
Menurut tingkat distribusinya, sektor utama yang menyumbang pertumbuhan terbesar PDRB di Kabupaten Garut ini adalah sektor pertanian, kehutanan dan perikanan dengan kontribusi mencapai 31,13%. Sektor lainnya diurutan lima besar adalah sektor perdagangan besar dan eceran, reparasi mobil dan sepeda motor, sektor industri pengolahan, sektor konstruksi, dan sektor jasa pendidikan.
Sedangkan untuk sektor dengan distribusi terkecil adalah Sektor Pertambangan dan Penggalian,Sektor Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial,Sektor Jasa Perusahaan,Sektor Pengadaan Listrik dan Gas dan Sektor Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah, Limbah dan Daur Ulang.