El Nino adalah fenomena pemanasan suhu permukaan laut di Samudra Pasifik, yang bisa mempengaruhi curah hujan dan memicu kekeringan di sebagian belahan dunia.
Menurut Food and Agriculture Organization (FAO), perubahan cuaca yang dibawa El Nino juga bisa menganggu produksi pertanian di banyak negara.
"Diprediksi muncul pada pertengahan 2023, fenomena El Nino adalah faktor utama pemicu cuaca ekstrem, yang menimbulkan risiko tinggi bagi ketahanan pangan global," kata FAO dalam laporan Global Information and Early Warning System Update edisi April 2023.
(Baca: India Stop Ekspor Beras, Pasokan Beras Dunia Bisa Terganggu)
FAO memperkirakan, fenomena El Nino tahun ini bisa memicu kekeringan di 42 negara yang tersebar di Amerika Selatan, Amerika Tengah, Afrika, dan Asia-Pasifik.
FAO pun mendorong negara-negara yang rawan terdampak agar menyiapkan langkah antisipasi, mulai dari rehabilitasi saluran irigasi dan sumber air lainnya, memastikan ketersediaan pakan ternak, hingga membuat program dukungan bagi petani untuk meminimalkan kerugian panen.
Berikut daftar negara yang rawan kekeringan akibat El Nino pada 2023 menurut prediksi FAO:
Amerika Selatan:
- Bolivia
- Brazil
- Kolombia
- Kosta Rika
- Republik Dominika
- Ekuador
- Guatemala
- Guyana
- Haiti
- Meksiko
- Panama
- Peru
- Trinidad-Tobago
- Venezuela
Afrika:
- Botswana
- Côte d'Ivoire
- Kongo
- Gabon
- Lesotho
- Malawi
- Mozambique
- Namibia
- Nigeria
- Afrika Selatan
- Swaziland
- Zambia
- Zimbabwe
Asia-Pasifik:
- Australia
- Kamboja
- Fiji
- Indonesia
- Laos
- Malaysia
- Myanmar
- Papua New Guinea
- Filipina
- Thailand
- Timor Leste
- Vietnam
Amerika Tengah:
- El Salvador
- Honduras
- Nikaragua
(Baca: Bencana Alam Terkait Perubahan Iklim Meningkat di Skala Global)