Menurut Programme for International Student Assessment (PISA) atau program penilaian pelajar internasional, skor literasi membaca Indonesia turun pada 2022.
Penilaian ini dilakukan oleh Organization for Economic Cooperation and Development (OECD).
Pada 2022 skor literasi membaca PISA Indonesia mencapai 359 poin, berkurang 12 poin dibanding tahun 2018.
Kendati begitu, Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Mendikbudristek) Nadiem Makarim menilai penurunan poin Indonesia tidak lebih buruk dari negara lainnya.
"Kita melihat rata-rata dunia itu turun sekitar 18 poin, tapi Indonesia hanya turun 12 poin. Jadi secara signifikan lebih baik daripada rata-rata internasional," kata Nadiem dalam konferensi pers, Rabu (6/12/2023).
(Baca: PISA 2022: Kemampuan Membaca Pelajar Indonesia Tergolong Rendah di ASEAN)
Menurut Nadiem, relatif kecilnya ketertinggalan pembelajaran atau learning loss Indonesia mencerminkan ketangguhan guru, yang juga didukung berbagai program penanganan pandemi dari Kemendikbudristek.
“Bantuan kuota internet diberikan pada lebih dari 25 juta murid dan 1,7 juta guru agar dapat mengakses materi dan melaksanakan pembelajaran secara daring,” kata Nadiem.
OECD biasanya menggelar studi PISA setiap tiga tahun sekali, dengan melibatkan 37 negara anggota OECD dan 44 negara mitra.
Awalnya, jadwal studi PISA adalah tahun 2021. Namun, pelaksanaan koleksi datanya diundur menjadi Mei-Juni 2022, setelah pandemi Covid-19 mereda.
Di Indonesia, program ini melibatkan sampel 14.340 siswa berusia 15 tahun yang dipilih secara acak dari 413 sekolah/madrasah.
Sampelnya dianggap merepresentasikan seluruh demografi Indonesia, termasuk daerah tertinggal.
(Baca juga: Nilai Budaya Literasi Indonesia Naik pada 2022, Ini Trennya Empat Tahun Terakhir)