Pandemi Covid-19 yang terjadi sejak awal tahun 2020 diperkirakan menyebabkan penurunan produksi minyak sawit atau crude palm oil (CPO) sebesar 5,01 persen dibanding tahun 2019 menjadi 45,74 juta ton. Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan, produksi CPO kembali mengalami sedikit penurunan menjadi 45,12 juta ton pada tahun 2021.
Produksi minyak sawit (CPO) terbesar tahun 2021 diperkirakan berasal dari Provinsi Riau dengan produksi sebesar 8,96 juta ton atau sekitar 19,55 persen dari total produksi Indonesia. Produksi terbesar selanjutnya berasal dari Provinsi Kalimantan Tengah dengan produksi sebesar 7,28 juta ton atau 12,47 persen.
Lebih lanjut, BPS memperkirakan pada tahun 2021 luas areal perkebunan kelapa sawit sebesar 14,62 juta hektar. Areal perkebunan kelapa sawit tersebar di 26 provinsi yaitu seluruh provinsi di Pulau Sumatera dan Kalimantan, Provinsi Jawa Barat, Banten, Sulawesi Tengah, Sulawesi Selatan, Sulawesi Tenggara, Sulawesi Barat, Gorontalo, Maluku, Maluku Utara, Papua dan Papua Barat.
Pada tahun 2021, Provinsi Riau masih menjadi provinsi penghasil kelapa sawit terbesar dengan luas sebesar 2,86 juta hektar atau 19,55 persen dari total luas areal perkebunan kelapa sawit di Indonesia. Dari luas areal tersebut, Provinsi Riau menghasilkan 8,96 juta ton CPO.
Sementara itu, luas areal perkebunan kelapa sawit menurut status pengusahaan pada tahun 2021 tidak menunjukkan perubahan berarti. Seperti tahun sebelumnya, penguasaan luas areal perkebunan kelapa sawit masih didominasi oleh perkebunan besar swasta.
Sebesar 8,04 juta hektar atau 55 persen perkebunan kelapa sawit dikuasai oleh perkebunan swasta; diikuti perkebunan rakyat yang menguasai 6,03 juta hektar atau 41,24 persen perkebunan kelapa sawit; serta sisanya 0,55 juta hektar atau 3,76 persen dikuasai oleh perkebunan besar negara.
(baca: Harga CPO Naik Menjadi US$ 1.135 per Metrik Ton)