KLHK Deteksi 611 Hotspot di Indonesia, Terbanyak di Sumatera Utara (Selasa, 1 Juli 2025)

1
Irfan Fadhlurrahman 01/07/2025 11:04 WIB
Image Loader
Memuat...
10 Provinsi dengan Jumlah Hotspot Terbanyak di Indonesia 24 Jam Terakhir
databoks logo
  • A Font Kecil
  • A Font Sedang
  • A Font Besar

Berdasarkan sistem pemantauan kebakaran hutan dan lahan SiPongi Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), pemantauan 24 jam terakhir menunjukkan ada 611 titik panas (hotspot) terdeteksi di Indonesia. Jumlah titik panas ini bertambah 245 titik dibandingkan dengan periode sebelumnya.

Data tersebut merupakan hasil pencitraan satelit Terra/Aqua, SNPP, dan NOAA yang diakses pada Selasa (1/7/2025) pukul 11.04 WIB. Dari 611 titik panas terdeteksi, 17 titik dengan tingkat kepercayaan hotspot tinggi, 573 titik skala sedang, dan 21 titik skala rendah.

Tingkat kepercayaan hotspot terbagi menjadi 3 skala. Skala rendah memiliki rentang 0 - 29, skala sedang 30 - 79, dan skala tinggi 80 - 100. Semakin tinggi tingkat kepercayaan hotspot, semakin tinggi juga kemungkinan wilayah tertentu terjadi kebakaran hutan dan lahan.

(Baca: Indonesia Punya Gunung Berapi Aktif Terbanyak di Dunia)

Titik panas terdeteksi paling banyak berada di Sumatera Utara sebanyak 186 titik. Aceh menempati posisi kedua jumlah titik panas terbanyak dengan 152 titik. Sumatera Selatan berada di posisi ketiga sebanyak 45 titik panas.

Sebanyak 40 titik panas terdeteksi di Sumatera Barat, Jambi menyusul dengan 30 titik panas, serta Riau dan Jawa Timur masing-masing memiliki 30 dan 17 titik panas terdeteksi.

Titik panas merupakan titik koordinat suatu daerah yang memiliki temperatur permukaan lebih tinggi dibandingkan sekitarnya, dan bukan jumlah kejadian kebakaran hutan dan lahan.

Namun, banyaknya jumlah titik panas dan bergerombol pada suatu wilayah mengindikasikan adanya kejadian kebakaran hutan dan lahan. Artinya, data titik panas hasil deteksi satelit penginderaan jauh masih paling efektif dalam memantau kebakaran hutan dan lahan untuk wilayah yang luas.

(Baca: Tren Letusan Gunung Berapi dalam Beberapa Tahun Terakhir)

Data Populer

Loading...