Menurut laporan World Wildlife Fund (WWF) yang berjudul Living Planet Report 2020, ancaman terhadap lingkungan di dunia semakin serius. Hal ini tercermin dari jejak ekologis (ecological footprint), sebuah tolak ukur dampak dari kehidupan manusia terhadap alam, yang terus mengalami peningkatan.
Ancaman terbesar utama bagi keanekaragaman hayati di seluruh wilayah dunia adalah karena perubahan penggunaan lahan dan air (50%). Perubahan penggunaan lahan dan air dalam hal ini yaitu penebangan yang dilakukan terus menerus, pertanian yang tidak berkelanjutan, serta penambangan/penggalian.
Ancaman terbesar kedua adalah eksploitasi berlebihan pada spesies (24%), yakni ketika manusia sengaja membunuh spesies/satwa tertentu untuk diperdagangkan atau penangkapan besar-besaran.
Ancaman ketiga, invasi oleh spesies/satwa dan menyebarkan penyakit (13%). Invasi oleh spesies/satwa tertentu terjadi karena habitat asli mereka yang rusak, sehingga mereka mencari habitat lain dan akan menyerang spesies/satwa asli. Spesies/satwa yang melakukan invasi juga bisa menyebarkan penyakit baru yang sebelumnya tidak ada di lingkungan.
Sementara, ancaman keempat dan kelima adalah polusi (7%) dan perubahan iklim (6%). Polusi dapat mempengaruhi ketersediaan makanan dan reproduksi bagi spesies/satwa. Perubahan iklim juga dapat mengacaukan sinyal spesies/satwa untuk bermigrasi dan reproduksi.
Laporan ini juga menyebutkan bahwa dunia telah kehilangan lebih dari dua per tiga populasi satwa liar dalam waktu kurang dari 50 tahun (1970-2016). WWF memperingatkan bahwa manusia merusak alam pada tingkat yang tidak pernah terjadi sebelumnya.
(Baca Selengkapnya: KIC: Dampak Lingkungan Mulai Jadi Faktor Konsumen Membeli Produk Baru)