Tidak Sedikit Warga Global yang Ingin Meninggalkan Kota

Menurut Gensler Research Institute, pergerakan penduduk adalah kekuatan vital dalam ekosistem perkotaan.

Pasalnya, pergerakan orang dipandang pula sebagai pergerakan ide, inovasi, dan budaya.

Oleh karena itu, ketika seseorang menetap di tempat baru, mereka turut membawa keterampilan, perspektif, dan nilai-nilai yang membentuk kembali industri, komunitas, dan ekspresi kreatif.

“Arus talenta dan pengetahuan yang berkelanjutan ini mendorong dinamisme ekonomi, memupuk kolaborasi baru, dan mendorong pertukaran budaya,” kata Gensler dalam City Pulse 2025: The Magnetic City.

Kendati demikian, survei Gensler menunjukkan, tidak sedikit warga kota yang mungkin akan meninggalkan kota mereka.

Afrika menjadi negara dengan responden tertinggi yang punya keinginan untuk meninggalkan kota tempat mereka tinggal, yakni sebesar 37%. Amerika Utara menyusul dengan proporsi 33%.

“Responden di Afrika dan Amerika Utara lebih mungkin untuk meninggalkan kota mereka saat ini dibandingkan rata-rata (global),” ucap Gensler.

Orang-orang Eropa juga berpikir meninggalkan kota, dipilih 32% responden. Lalu ada Amerika Latin/Selatan sebesar 32%, Timur Tengah 30%, dan Asia Pasifik 29%.

Data Gensler dikumpulkan melalui survei anonim berbasis panel terhadap 33 ribu penduduk berusia 18 tahun ke atas yang tinggal di 65 kota global. Survei dilakukan secara daring pada 18 Juli-22 November 2024.

(Baca: 5 Kualitas Kebutuhan Dasar yang Bisa Bikin Warga Pindah ke Kota)