Tren Tenaga Profesional Perempuan dalam 11 Tahun Terakhir

Demografi

Premium

Erlina Fury Santika 29/04/2025 16:05 WIB

URL telah disalin

Memuat...

BPS mencatat, proporsi perempuan sebagai tenaga profesional mencapai 50,13% pada 2024, menjadi yang tertinggi selama 11 tahun terakhir. Ini trennya.

Proporsi Perempuan Sebagai Tenaga Profesional (2013-2024)

A Font Kecil
A Font Sedang
A Font Besar

Anda mengakses konten Single Data Premium.
Untuk meneruskan, silakan berlangganan, atau beli secara satuan.

Professional

Nikmati akses premium dengan harga yang lebih terjangkau.

Mulai dari

~~Rp300.000~~ 150.000/bulan

Akses lebih banyak konten premium dan fitur eksklusif khusus pelanggan.

Mulai dari

50.000/bulan

Hanya Rp833 per artikel

Lebih detail »

Beli Satuan

Langsung baca artikel “Tren Tenaga Profesional Perempuan dalam 11 Tahun Terakhir”.

Rp10.000

Kami menerima pembayaran berikut:

Beberapa metode pembayaran masih dalam proses aktivasi.

Proporsi Perempuan Sebagai Tenaga Profesional (2013-2024)

Unduh

Sumber

A Font Kecil
A Font Sedang
A Font Besar

Data dari Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan, proporsi perempuan Indonesia sebagai tenaga profesional berfluktuasi selama 11 tahun terakhir.

Pada 2013, proporsinya hanya 44,82%. Angkanya kemudian meningkat mencapai 47,59% pada 2016.

Namun, proporsi tenaga profesional perempuan turun pada 2017, menjadi 46,13%.

Penurunan juga terjadi pada 2022 yang menjadi 48,65%. Padahal setahun sebelumnya, proporsi perempuan sebagai tenaga profesional sempat hampir 50%.

Data terakhir pada 2024, angkanya menyentuh 50,13%. Ini menjadi angka tertinggi yang tercatat sejak 11 tahun lalu.

Perempuan sebagai tenaga profesional merupakan komponen pembentuk Indeks Pemberdayaan Gender (IDG). Selain itu, ada keterlibatan perempuan dalam parlemen dan sumbangan pendapatan perempuan.

Dalam jurnal yang ditulis Hasnidar Yuslin dari Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta yang mengutip Wisnujati menunjukkan, tiga indikator itu untuk mengukur peran perempuan di dunia politik, ekonomi, hingga pengambilan keputusan.

Editor : Erlina Fury Santika