Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan, prevalensi ketidakcukupan pangan (Prevalence of Undernourishment/PoU) di Kota Bau Bau, Sulawesi Tenggara mencapai 10,84% pada 2023.
Angka tersebut turun 13,76% dari tahun sebelumnya sebesar 24,6%, sedangkan dalam 5 tahun terakhir naik 3,07%.
Rata-rata PoU Indonesia sebesar 8,53% pada 2023. Berarti, PoU di Kota Bau Bau lebih tinggi dibandingkan dengan rata-rata nasional.
Badan Pangan Nasional (Bapanas) mendefinisikan PoU merupakan suatu kondisi seseorang, secara regular, mengkonsumsi jumlah makanan yang tidak cukup untuk memenuhi energi yang dibutuhkan untuk hidup normal, aktif, dan sehat. Indikator tersebut dapat digunakan sebagai alat untuk melihat kondisi kerawanan pangan dan gizi.
Ini artinya, penduduk di Kota Bau Bau yang mengkonsumsi makanan, tetapi kebutuhan energinya kurang, tidak sampai 10,84% dari total penduduk.
Dibandingkan dengan 16 kabupaten/kota lain di Provinsi Sulawesi Tenggara, PoU di Kota Bau Bau ada di urutan ke-9. Wilayah dengan PoU terendah (urutan teratas) yakni Kabupaten Konawe Utara (5,56%) dan tertinggi (urutan terakhir) yakni Kabupaten Buton Tengah (17,56%).
Berikut ini daftar PoU terendah di 10 kabupaten/kota Provinsi Sulawesi Tenggara pada 2023.
- Kabupaten Konawe Utara: 5,56%
- Kota Kendari: 6,44%
- Kabupaten Kolaka: 7,27%
- Kabupaten Kolaka Utara: 7,55%
- Kabupaten Konawe: 8,44%
- Kabupaten Kep. Konawe: 8,79%
- Kabupaten Bombana: 9,62%
- Kabupaten Wakatobi: 10,65%
- Kota Bau Bau: 10,84%
- Kabupaten Kolaka Timur: 11,25%
(Baca: Garis Kemiskinan Makanan di Perdesaan Kep. Bangka Belitung Tertinggi pada 2023)