Data per Maret 2025, pertumbuhan volume impor produk industri percetakan asal pelabuhan kode hs 49 di Riau tumbuh -98.61% menjadi 5 kg. Sebelumnya, Riau pernah mencatatkan rekor pertumbuhan pada September 2024 dengan angka volume impor produk industri percetakan asal pelabuhan kode hs 49 mencapai 5 kg. Adapun dalam enam tahun terakhir, volume impor produk industri percetakan asal pelabuhan kode hs 49 tercatat dengan rata-rata pertumbuhan sebesar 10,95 ribu%
Daftar 10 Terbesar:
(Baca: Impor Buah Indonesia dari Tokelau Naik Menjadi US$ 5 Ribu)
Menurut publikasi Badan Pusat Statistik (BPS), data per Maret 2025, volume impor produk industri percetakan asal pelabuhan kode hs 49 jika ditotal untuk 10 provinsi teratas besarnya mencapai 2,29 juta kg. Nilai dari jumlah 10 provinsi tersebut, proporsinya mencapai 99,99% dari total seluruh provinsi.
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), DKI Jakarta tercatat dengan volume impor produk industri percetakan asal pelabuhan kode hs 49 terbanyak, yaitu 1,12 juta kg. Volume impor produk industri percetakan asal pelabuhan kode hs 49 di DKI Jakarta saat ini setara dengan 48,91% dari total seluruh provinsi.
(Baca: Indonesia Paling Banyak Impor Bahan Bakar Mineral dari India pada 2023)
Menyusul di urutan berikutnya adalah Jawa Tengah. Periode yang sama bulan sebelumnya volume impor produk industri percetakan asal pelabuhan kode hs 49 di provinsi ini tercatat 598,21 ribu kg.
Selanjutnya, volume impor produk industri percetakan asal pelabuhan kode hs 49 di Jawa Timur turun 17,19% menjadi 225,22 ribu kg dibandingkan dengan periode yang sama bulan sebelumnya, Banten dengan volume impor produk industri percetakan asal pelabuhan kode hs 49 217,35 ribu kg (turun 2,52%) dan Kep. Riau dengan volume impor produk industri percetakan asal pelabuhan kode hs 49 101,23 ribu kg (naik 81,49%)
Berikut ini adalah daftar sepuluh provinsi yang mencatatkan volume impor produk industri percetakan asal pelabuhan kode hs 49 dengan jumlah tertinggi:
- DKI Jakarta 1,12 juta kg
- Jawa Tengah 593,67 ribu kg
- Jawa Timur 225,22 ribu kg
- Banten 217,35 ribu kg
- Kep. Riau 101,23 ribu kg
- Jawa Barat 20.677 kg
- Bali 5.912 kg
- Sumatera Utara 3.354 kg
- Papua Tengah 759 kg
- Kalimantan Timur 161 kg