Produk domestik bruto (PDRB) harga berlaku (ADHB) di Kabupaten Minahasa Selatan, pada 2023 tercatat Rp11,53 triliun. PDRB di kabupaten/kota ini tumbuh 5,54% dibandingkan dengan tahun sebelumnya Rp10,53 triliun .
Dibandingkan dengan masa pandemi covid pada tahun 2020, pertumbuhan ekonomi di wilayah ini terlihat lebih tinggi. Sebelumnya pertumbuhan pada akhir tahun 2020 pasca covid tercatat turun 0,77%.
Menurut publikasi BPS, dengan total penduduk yang mencapai 241,31 ribu jiwa, PDRB per kapita di wilayah ini tercatat Rp48.050 ribu/kapita/tahun. PDRB per kapita ini secara nasional berada di urutan 246.
Dari 17 sektor yang mendorong pergerakan ekonomi di kabupaten/kota ini, sektor pertanian, kehutanan dan perikanan menjadi unggulan.
Untuk urutan pertama adalah sektor pertanian, kehutanan dan perikanan. Pada 2023 lalu, sektor ini memberikan kontribusi PDRB terbesar dengan nilai mencapai Rp3,87 jutajuta. PDRB ini tumbuh 4,7%.
Di urutan kedua adalah sektor industri pengolahan tumbuh 7,04% menjadi Rp1,55 jutajuta, sektor konstruksi tumbuh 6,3% menjadi Rp1,43 jutajuta.
Sektor terakhir memberikan kontribusi di urutan lima besar adalah transportasi dan pergudangan dengan PDRB Rp990,72 ribujuta. Sektor ini tercatat tumbuh 7,52% dibandingkan capaian tahun sebelumnya dengan angka Rp860,24 ribujuta.
Distribusi PDRB di Kabupaten Minahasa Selatan pada 2023
Menurut tingkat distribusinya, sektor utama yang menyumbang pertumbuhan terbesar PDRB di Kabupaten Minahasa Selatan ini adalah sektor pertanian, kehutanan dan perikanan dengan kontribusi mencapai 32,67%. Sektor lainnya diurutan lima besar adalah sektor konstruksi, sektor industri pengolahan, sektor pertambangan dan penggalian, dan sektor perdagangan besar dan eceran, reparasi mobil dan sepeda motor.
Sedangkan untuk sektor dengan distribusi terkecil adalah Sektor Jasa Lainnya,Sektor Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum,Sektor Pengadaan Listrik dan Gas,Sektor Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah, Limbah dan Daur Ulang dan Sektor Jasa Perusahaan.