Kemenkes Waspadai Cacar Monyet di Negara Tetangga, Ini Sebarannya di Wilayah Asia-Pasifik

Layanan konsumen & Kesehatan
1
Cindy Mutia Annur 28/07/2022 15:00 WIB
Kasus Cacar Monyet di Wilayah Asia dan Pasifik (27 Juli 2022)
databoks logo
  • A Font Kecil
  • A Font Sedang
  • A Font Besar

Penularan penyakit cacar monyet (monkey pox) kini semakin mewabah ke sejumlah negara dunia. Berdasarkan data Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC), penyakit itu telah menyebar di 15 negara di wilayah Asia dan Pasifik dengan total 212 kasus hingga 27 Juli 2022.

Israel merupakan negara yang memiliki kasus cacar monyet terbanyak di Asia-Pasifik. Tercatat, ada 121 kasus cacar monyet di negara tersebut. Australia menempati peringkat kedua dengan 44 kasus cacar monyet. Diikuti oleh Uni Emirat Arab di peringkat ketiga sebanyak 16 kasus dan Singapura di peringkat keempat sebanyak 11 kasus.

Berikutnya, masing-masing sebanyak 4 kasus cacar air terdapat di India dan Lebanon. Lalu, Arab Saudi,  Taiwan, dan Selandia Baru melaporkan masing-masing terdapat 2 kasus. Kaledonia Baru, Jepang, Rusia, Korea Selatan, Thailand, dan Turki masing-masing sebanyak 1 kasus.

Juru Bicara Kementerian Kesehatan RI Mohammad Syahril mengatakan, hingga saat ini belum ada konfirmasi kasus cacar monyet di Tanah Air. “Namun, dua negara tetangga (Australia dan Singapura) ini patut diwaspadai,” ujar Juru Bicara Kementerian Kesehatan RI Mohammad Syahril dari konferensi pers, Rabu (27/7/2022).

Adapun kasus cacar monyet secara global kini telah mencapai 20.638 kasus yang tersebar di 77 negara. Amerika Serikat merupakan negara dengan kasus cacar monyet terbanyak di dunia yakni sebanyak 4.638 kasus.

Organisasi kesehatan dunia (WHO) telah menetapkan cacar monyet sebagai Public Health Emergency of International Concern (PHEIC) atau kedaruratan kesehatan masyarakat yang meresahkan dunia. Umumnya pasien bergejala demam, memiliki lesi di kulit dan mulut, kemudian ruam dan sulit makan serta batuk.

(Baca: Waspada, 10 Negara Ini Punya Kasus Cacar Monyet Tertinggi)

Editor : Annissa Mutia
Data Populer
Lihat Semua