Hasil riset Euromonitor International 2018 menunjukkan mayoritas masyarakat Indonesia, India, dan Filipina masih suka berbelanja di toko kelontong. Dari total nilai pasar ritel sebesar US$ 521 miliar, sebanyak US$ 479,3 miliar atau 92% di antaranya merupakan transaksi toko kelontong.
Mengutip Nikkei Asian Review, Euromonitor mengatakan potensi inilah yang memicu adanya penawaran dari berbagai startup untuk memberikan pelayanan yang bertransformasi menjadi toko kelontong modern. Tokopedia dan Bukalapak menjadi pemimpin di Indonesia dalam menawarkan toko kelontong melalui online-offline.
Layanan Mom and Pop dari Bukalapak menawarkan skema memesan barang langsung dari Bukalapak. Hal ini dapat memudahkan pembelian barang dengan memotong perantara dan distribusi lokal. Layanan ini juga menawarkan cashback ketika pesan dibayar dengan layanan pembayaran elektronik di aplikasi.
(Baca: 2018, Terdapat 1.131 Toko Modern di Indonesia)
Tokopedia juga meluncurkan aplikasi untuk toko kelontong tradisional untuk data internet dan produk digital lainnya, seperti voucher game online. Begitu pun dengan pendatang baru, Warung Pintar, yang terus ekspansi warung kelontong dengan menawarkan fasilitas seperti Wi-Fi dan CCTV, tablet untuk melacak penjualan, inventaris, dan pemesanan barang.