Rata-rata biaya produksi minyak dan gas domestik sebesar US$ 15,5 per barel setara minyak (BOE). Namun, biaya produksi migas beberapa Kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKKS) jauh melebihi angka tersebut.
Berdasarkan data FME per 31 Juli 2017, Kangean Energy Indonesia (KEI) merupakan KKKS dengan biaya produksi migas tertinggi, yakni mencapai US$ 31,25 per BOE, di urutan kedua PHE ONWJ senilai US$ 28,49 per BOE, dan di posisi ketiga adalah Medco Natuna sebesar US$ 23,11 per BOE. Sedangkan BP Tangguh merupakan KKKS dengan biaya produksi terendah, yaitu hanya US$ 1,86 per BOE.
Tingginya biaya produksi migas KKKS tersebut mengindikasikan borosnya biaya eksplorasi dan eksploitasi suatu ladang migas. Sementara jika biaya produksi migas semakin rendah mengindikasikan makin efisiennya biaya eksplorasi ladang migas tiap KKKS. Biasanya semakin sulit eksplorasi ladang migas maka akan semakin tinggi biaya produksinya.