Produktivitas Perkebunan Sawit Rakyat Berpotensi Ditingkatkan

Agroindustri

Lite

Alfons Yoshio 10/08/2021 12:29 WIB

URL telah disalin

Memuat...

Meningkatkan produktivitas perkebunan rakyat bisa mencegah perluasan lahan sambil tetap mengejar target produksi kelapa sawit.

Produktivitas Lahan Sawit Indonesia (Ton/Ha)

A Font Kecil
A Font Sedang
A Font Besar

Akses single data

Produktivitas Perkebunan Sawit Rakyat Berpotensi Ditingkatkan

Ingin mendapatkan akses Data Stories lebih banyak dengan harga lebih ekonomis? Silakan berlangganan.

Dengan berlangganan, Anda ikut membantu kami untuk menyajikan data berkualitas.

Dapatkan:

Akses Data Stories premium
Kenyamanan membaca tanpa iklan
Unduh data dalam format XLS, PDF, dan gambar/image
Akses ke informasi sumber data

Lihat lebih lengkap

Basic

~~Rp100.000~~

Rp50.000/bulan

Professional

~~Rp100.000~~

Rp150.000/bulan

Institutional Untuk organisasi

Hubungi Kami

Kami menerima pembayaran berikut:

Beberapa metode pembayaran masih dalam proses aktivasi.

Produktivitas Lahan Sawit Indonesia (Ton/Ha)

Unduh

Sumber

A Font Kecil
A Font Sedang
A Font Besar

Permintaan minyak kelapa sawit (crude palm oil/CPO) diperkirakan akan naik terus di masa depan. Indonesia sebagai salah satu produsen sawit terbesar di dunia pun terus memacu produksi. Produksi CPO Indonesia mencapai sekitar 47 juta ton pada 2019. Angka ini diprediksi akan menyentuh 60 juta ton pada 2045.

Target tersebut dapat berimplikasi pada meningkatnya kebutuhan ekspansi lahan perkebunan hingga 6,1 juta hektare (ha). Untuk mencegah hal tersebut, intensifikasi sawit melalui peningkatan teknologi, pemanfaatan bibit unggul, hingga peremajaan sawit bisa menjadi solusi.

Melihat potensinya, perkebunan rakyat masih memungkinkan untuk digenjot produktivitasnya. Berdasarkan data Statistik Perkebunan Kementerian Pertanian, tahun 2020 produktivitas kebun sawit rakyat 3.429 ton/ha, angkanya di bawah rata-rata nasional 3,89 ton/ha. Jika dibandingkan dengan perkebunan besar negara dan swasta, produktivitasnya semakin jauh lagi, 4,4 ton/ha dan 4,2 ton/ha.

Editor : Jeany Hartriani