Perkembangan Produksi Gula Kristal di Indonesia Periode 1980-2025

Menurut data Kementerian Pertanian (Kementan), produksi tebu dalam wujud gula hablur (kristal) di Indonesia mengalami fluktuasi selama periode 1980-2025.

Di Indonesia, gula kristal diproduksi oleh perkebunan rakyat, perkebunan besar swasta, dan perkebunan besar negara.

Dalam 45 tahun terakhir, volume produksi gula kristal tertinggi terjadi pada 2008 yang tembus 2,69 juta ton, sedangkan terendah pada 1981 yang berkisar 1,23 juta ton.

Pertumbuhan produksi tertinggi berlangsung pada 1982 yang melonjak 32,25% dibandingkan dengan produksi 1981. Adapun penurunan produksi terdalam berlangsung pada 1998.

“Produksi gula hablur di Indonesia mengalami penurunan signifikan pada saat Indonesia terkena krisis ekonomi di tahun 1998, yakni turun sebesar 32,10% dibanding tahun sebelumnya,” jelas Kementan dalam laporannya.

Kementan menambahkan, penurunan produksi cukup signifikan juga terjadi pada 2016 yang mencapai 11,74% dibanding 2015.

“Penurunan produksi ini disebabkan terjadinya musim kering yang basah (La-Nina) yang berimbas pada menurunnya rendemen tebu,” kata Kementan.

Sementara pada 2025, produksi gula kristal diperkirakan sekitar 2,59 juta ton, naik 5,01% dibanding angka produksi sementara 2024.

Adapun dalam 45 tahun terakhir, rata-rata pertumbuhan produksi gula kristal sebesar 2,17% per tahun. Sedangkan jika hanya periode 2016-2025, rerata pertumbuhan 1,94% per tahun.

(Baca: Jawa Timur, Provinsi dengan Produksi Gula Terbanyak di RI 2024)