Harga Acuan Nikel Indonesia Turun 1,19% pada Akhir Juni 2025

Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) menetapkan harga acuan nikel Indonesia sebesar US$15.221 per dry metric tonne (dmt) pada periode kedua Juni 2025.

Acuan itu turun 1,19% dari periode awal Juni 2025 yang sebesar US$15.405 per dmt. Penurunan ini terjadi selama tiga periode beruntun atau tepatnya pada periode kedua Mei 2025.

Bila dibandingkan dengan acuan tahun lalu (year-on-year/yoy), harga acuan akhir Juni 2025 ini juga jatuh 19,72% dari periode penuh Juni 2024 yang sebesar US$18.962,11 dmt.

Harga acuan ini ditetapkan melalui Keputusan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral RI (Kepmen ESDM) Nomor 197.K/MB.01/MEM.B/2025 tentang Harga Mineral Logam Acuan dan Harga Batu Bara Acuan untuk Periode Kedua bulan Juni tahun 2025, pada 13 Juni 2025.

Minerba sumbang PNBP terbanyak di sektor ESDM

Laporan Capaian Kinerja Sektor ESDM Tahun 2024 dari Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (Kementerian ESDM) menunjukkan, nilai penerimaan negara bukan pajak (PNBP) dari mineral dan batu bara (minerba) tercatat paling besar dibanding bidang lain dalam sektor ESDM selama tiga tahun beruntun.

Rinciannya, pada 2022 tercatat sebesar Rp180,4 triliun, pada 2023 sebesar Rp172,1 triliun, dan data terakhir pada 2024 mencapai Rp140,5 triliun. Nilai PNBP minerba pada 2022 itu menjadi yang tertinggi setidaknya dalam kurun enam tahun terakhir.

Sebelum tiga tahun tersebut, kontributor PNBP terbesar bukanlah minerba, melainkan minyak dan gas bumi (migas). Kementerian ESDM mencatat, bidang ini memberikan PNBP dalam rentang Rp69 triliun-148 triliun per tahun dalam enam tahun terakhir.

(Baca: Minerba Sumbang PNBP Terbanyak di ESDM RI 3 Tahun Beruntun)