Berdasarkan hasil Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) Kementerian Kesehatan, prevalensi balita stunting di Papua Barat mencapai 30% pada 2022. Besaran angka stunting provinsi tersebut menempati peringkat ke-6 secara nasional.
Prevalensi balita stunting Papua Barat meningkat 3,8 poin dari tahun sebelumnya. Pada 2021, prevalensi balita stunting di provinsi ini sebesar 26,2%.
Terdapat 5 kabupaten/kota dengan prevalensi balita stunting di atas rata-rata angka provinsi Papua Barat. Sisanya, 8 kabupaten/kota di bawah angka provinsi.
Kabupaten Pegunungan Arfak tercatat sebagai wilayah dengan prevalensi balita stunting tertinggi di Papua Barat, yakni mencapai 51,5% pada 2022. Angka balita stunting di kabupaten ini melonjak drastis dari tahun sebelumnya sebesar 40,1%.
Wilayah dengan prevalensi balita stunting terbesar di Papua Barat pada 2022 selanjutnya Kabupaten Tambrauw sebesar 39,1% dan Kabupaten Sorong Selatan sebesar 36,7%.
Adapun prevalensi balita stunting di Kabupaten Teluk Bintuni tercatat paling kecil di Papua Barat, yakni 22,8%. Setelahnya, ada Kabupaten Sorong sebesar 23,8%, serta Kabupaten Teluk Wondama sebesar 26,1%.
Berikut prevalensi balita stunting di Papua Barat berdasarkan kabupaten/kota pada 2022:
- Kabupaten Pegunungan Arfak: 51,5%
- Kabupaten Tambrauw: 39,1%
- Kabupaten Sorong Selatan: 36,7%
- Kabupaten Manokwari: 36,6%
- Kabupaten Raja Ampat: 31,1%
- Kabupaten Kaimana: 29,2%
- Kabupaten Fak-fak: 29%
- Kabupaten Maybrat: 27,3%
- Kota Sorong: 27,2%
- Kabupaten Manokwari Selatan: 27,2%
- Kabupaten Teluk Wondama: 26,1%
- Kabupaten Sorong: 23,8%
- Kabupaten Teluk Bintuni: 22,8%
(Baca: Daftar Prevalensi Balita Stunting di Indonesia pada 2022, Provinsi Mana Teratas?)