Bunga Kredit Modal Kerja Bank BPD Turun Paling Drastis Sepanjang Semester I 2022

Keuangan
1
Viva Budy Kusnandar 26/08/2022 12:00 WIB
Suku Bunga Kredit Modal Kerja Menurut Kelompok Bank (Des 2021-Jun 2022)
databoks logo
  • A Font Kecil
  • A Font Sedang
  • A Font Besar

Suku bunga kredit modal kerja mencatat penurunan sepanjang semester pertama 2022. Penurunan risiko kredit seiring meredanya pandemi Covid-19 dan suku bunga acuan BI 7-Day Reverse Repo Rate (BI7DRR) di level terendahnya 3,5% mendorong turunnya suku bunga kredit modal kerja perbankan.

Berdasarkan data Bank Indonesia (BI) suku bunga kredit modal kerja bank umum turun 19 basis points (bps) ke level 8,4% pada Juni 2022 dibanding posisi Desember 2021 sebesar 8,59%.

Berikut ini penurunan suku bunga kredit modal kerja menurut kelompok bank Juni 2022 dibanding posisi Desember 2021:

  • BPD: -0,41%
  • Bank Persero:-0,20%
  • Bank Umum: -0,19%
  • Bank Asing/Campuran: -0,17%
  • Bank Swasta Nasional: -0,15%

Bunga kredit modal kerja Bank Pembangunan Daerah (BPD) mencatat penurunan terbesar sepanjang semester pertama 2022, yakni sedalam 41 bps menjadi 9,04% per Juni 2022 dibanding posisi akhir tahun lalu di level 9,45%. Kemudian, bunga kredi modal kerja Bank Persero turun 20 bps menjadi 8,14% pada akhir semester I 2022 dibanding posisi akhir tahun lalu masih di level 8,34%.

Adapun, bunga kredit modal kerja bank asing/ bank campuran turun 17 bps menjadi 5,52% pada Juni tahun ini dibanding posisi akhir tahun lalu masih berada di level 5,69%. Demikian pula suku bunga kredit modal kerja bank swasta nasional turun 15 bps menjadi 8,98% per Juni 2022 dibanding posisi Desember 2021 masih berada di level 9,13%.

Kredit modal kerja bank BPD tercatat paling tinggi dan kredit modal kerja bank asing/campuran tercatat paling rendah seperti terlihat pada grafik.

Bank Indonesia menaikkan suku bunga acuannya BI7DRR sebesar 25 bps menjadi 3,75% dapat menghambat penurunan suku bunga kredit modal kerja perbankan lebih lanjut.

(Baca: Rp841 Triliun Kredit Modal Kerja Mengucur ke Sektor Perdagangan Besar dan Eceran)

Editor : Annissa Mutia
Data Populer
Lihat Semua